Penonton 'Kabur', Saham Paramount Jeblok 28%

Saham raksasa media Paramount Global (NASDAQ:PARA) turun sebanyak 28% pada Kamis (5/5/2023) setelah melaporkan pendapatan yang meleset

Penonton 'Kabur', Saham Paramount Jeblok 28%
image

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham raksasa media Paramount Global (NASDAQ:PARA) turun sebanyak 28% pada Kamis (5/5/2023) setelah melaporkan pendapatan yang meleset dari perkiraan analis dan memotong dividen triwulanannya.

Saham kemungkinan akan mengalami penurunan yang terburuk sejak hari jadinya, yakni saat konsolidasi Viacom dan CBS pada Desember 2019 dan kemudian berubah nama menjadi Paramount Global.

Perusahaan telah memotong dividennya menjadi 5 sen per saham dari 24 sen per saham untuk "lebih meningkatkan kemampuan kami untuk memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham kami saat kami bergerak menuju profitabilitas streaming," kata Chief Executive Officer Bob Bakish dalam sebuah pernyataan, diktuip dari CNBC, Jumat (5/5/2023).

Ini pertama kalinya sejak 2009 Paramount mengurangi dividennya. Perusahaan mengharapkan penghematan tunai tahunan sebesar $500 juta dari pemotongan dividen. Paramount memiliki rasio leverage utang bersih sebesar 6,8 kali laba sebelum depresiasi, bunga, amortisasi, dan pajak. Itu membengkak menjadi 8,1 kali EBITDA jika kewajiban pensiun dimasukkan, menurut perusahaan riset Atlantic Equities.

Pendapatan TV tradisional Paramount Global, yang terdiri dari CBS dan jaringan kabelnya seperti MTV, Comedy Central, dan Nickelodeon, turun 8% pada kuartal tersebut menjadi $5,2 miliar. Divisi studio film perusahaan melaporkan penurunan pendapatan sebesar 6% dari tahun ke tahun.

Perusahaan media berjuang untuk mengganti pendapatan TV tradisional, yang penontonnya berkurang terus di setiap kuartal, dengan pendapatan streaming sembari mereka membangun bisnis langsung ke konsumen. Bakish mengatakan perusahaan berencana untuk mendivestasi aset non-inti karena bertujuan untuk meningkatkan arus kas bebas dan menghentikan kerugian pada akhir 2024.

Tahun ini akan menjadi puncak kerugian bagi bisnis streaming Paramount Global, kata Bakish.

Pendapatan streaming dari Paramount+ dan Pluto TV, layanan gratis yang didukung iklan perusahaan, naik 39% menjadi $1,5 miliar. Namun kerugian langsung ke konsumen melebar menjadi $511 juta dari $456 juta tahun lalu.

Paramount juga mengambil biaya penurunan nilai sebesar $1,67 miliar pada kuartal pertama dari konten yang dihapus akibat penggabungan Paramount+ dengan Showtime menjadi satu platform streaming AS.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya Nomor Satu di RI


(Zefanya Aprilia/ayh)