Nokia 150 dan 130 Dirilis Ulang, Cocok Buat yang Capek Pakai Smartphone

Nokia diam-diam merilis ulang feature phone mereka yaitu Nokia 150 dan Nokia 130. Ini cocok buat pengguna yang sudah merasa lelah dengan smartphone masa kini.

Nokia 150 dan 130 Dirilis Ulang, Cocok Buat yang Capek Pakai Smartphone

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pasar smartphone yang bersaing dengan mengunggulkan performa chipset, kamera mumpuni, hingga layar lipat, Nokia masih konsisten meluncurkan dua ponsel model lawas atau feature phone.

Adapun, dua ponsel "tidak pintar" yang baru dirilis secara diam-diam oleh Nokia beberapa waktu lalu ini adalah Nokia 130 dan Nokia 150.

Dua HP Nokia ini pun cocok buat pengguna yang hanya membutuhkan fungsi-fungsi ponsel dasar seperti untuk menelepon atau berkirim pesan, namun ingin lepas dari ponsel pintar.

Untuk spesifikasi Nokia 150 sendiri, perangkat ini sebenarnya bukan ponsel baru, melainkan hanya dirilis ulang. Model ini pertama kali dirilis oleh Microsoft di 2016, dan mengalami perubahan pada 2020.

Tidak diketahui prosesor apa yang dipakai di 150. Ponsel ini memakai baterai 1.450 mAh yang bisa dilepas, namun ketahanannya diklaim dapat bertahan 20 jam untuk waktu menelepon dan 30 hari standby.

Fitur lainnya adalah kamera VGA 0,3 MP, yang tentu saja, tidak ada kamera depan. Masih ada juga headphone jack 3,5 mm di ponsel ini, dengan charger Micro USB dimasukkan ke dalam kotak penjualannya.

Sementara untuk sistem operasi dari feature phone Nokia ini tidak memakai Android, tetapi memakai S30+.

Mengutip Gizmochina, Senin (7/8/2023), HP Nokia ini juga sudah mendukung microSD sampai 32 GB. Selain itu, perangkat tersebut juga mendapatkan sertifikasi IP52, sehingga tahan air dan debu.

Untuk layar, dikutip dari Phone Arena, Nokia 150 memakai layar QVGA 2,4 inci. Ponsel ini juga cuma mendukung jaringan 2G.

2 dari 4 halaman

Nokia 130 Hadir Tanpa Kamera

Sementara untuk Nokia 130, tampaknya cocok buat pengguna yang benar-benar ingin merasakan sensasi ponsel jadul, di mana perangkat ini datang tanpa membawa fitur kamera.

Alih-alih, di bagian belakangnya, hadir sebuah speaker besar menggantikan posisi kamera yang biasanya ada di bodi belakang HP zaman sekarang.

Nokia 130 datang dengan layar 2,4 inci resolusi 240 x 320 piksel, dengan baterai 1.450 mAh. Memorinya cuma 4MB tapi mendukung microSD sampai dengan 32GB. RAM-nya juga hanya 4MB.

Sama seperti Nokia 150, Nokia 130 juga hadir dengan fitur pemutar MP3 yang membutuhkan microSD, serta radio FM. Untuk spesifikasi lainnya, 130 hampir sama dengan 150.

Sementara kalau bosan tapi ogah bermain game-game mobile zaman sekarang, pengguna bisa bermain gim Snake lawas di ponsel ini.

Harga dari kedua HP Nokia model jadul ini tidak diungkap, namun kemungkinan harganya tak sampai USD 50 atau sekitar Rp 760 ribu.

Tidak diketahui apakah dua HP Nokia baru ini akan dijual di Indonesia atau tidak. Melihat situs Nokia.com, Nokia 150 versi sebelumnya dijual di Indonesia dengan harga Rp 450.000.

3 dari 4 halaman

Banyak Gen Z di AS Kembali Pakai Feature Phone

Bicara soal feature phone, baru-baru ini, sebuah studi menemukan bahwa banyak Generasi Z alias Gen Z di Amerika Serikat (AS) yang memilih beralih dari smartphone ke ponsel fitur.

Untuk diketahui, ponsel fitur adalah ponsel dengan sejumlah fungsi dan fitur yang lebih sederhana dibandingkan smartphone. Akan tetapi, jenis ponsel yang kerap disebut dumb phone ini lebih canggih dibandingkan ponsel jadul biasa.

Feature phone umumnya tidak dapat mengunduh aplikasi, tetapi telah memiliki beberapa fitur sederhana yang dapat terhubung dengan internet, seperti email dan web.

Mengutip Techspot, Selasa (9/5/2023), generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 kembali menggunakan ponsel fitur bahkan kini menjadi tren, karena ingin membatasi screen time untuk melindungi kesehatan mental mereka.

Mengutip situs Kementerian Kesehatan, screen time didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan untuk bermain gadget, komputer, video game, atau menonton televisi. Artinya, screen time menyangkut waktu penggunaan perangkat elektronik yang disertai layar.

Menurut Business Insider, gerakan kembali menggunakan ponsel fitur ini dipopulerkan oleh Klub Luddite, sebuah grup yang didirikan oleh remaja di New York pada 2022.

Mereka beralih dari smartphone ke ponsel flip, sehingga mendorong meningkatnya permintaan ponsel serupa.

4 dari 4 halaman

Peningkatan Permintaan Feature Phone

Di samping telah memicu kebangkitan ponsel fitur, tren ini juga disebut sebagai upaya memutus hubungan dari media sosial dan menjauh dari persona yang kerap ditampilkan Gen Z secara online.

Meningkatnya permintaan feature phone ini juga dirasakan oleh HMD Global. Perusahaan pembuat ponsel Nokia tersebut, melaporkan penjualan feature phone model flip sangat kuat pada tahun 2022 dan meningkat dari tahun sebelumnya.

Tercatat, perusahaan ini berhasil menjual puluhan ribu ponsel fitur setiap bulannya di pasar AS.

Sekadar informasi, HP dengan gaya awal tahun 2000-an telah lama populer di negara berkembang, seperti Timur Tengah, India, dan Afrika kerena harganya yang murah.

Wilayah tersebut menghasilkan 80 persen dari total penjualan ponsel fitur di tahun 2022, menurut penelitian Counterpoint yang dikutip dari CNBC, Selasa (8/5/2023).

Peningkatan popularitas ponsel fitur juga telah menguntungkan perusahaan, seperti Light. Perusahaan pembuat Light Phone 2 ini dikenal sebagai perangkat yang mampu meningkatkan produktivitas berkat kesederhanaannya.

Hal ini memungkinkan pengguna terhindar dari gangguan dan distraksi yang umumnya ditemukan di smartphone. 

(Dio/Isk)