Ketika Sumpah Pemuda Diisi Nonton Film dan Diskusi Bareng Sineas Lokal

Menonton film dan mendiskusinya menjadi aktivitas 'baru' memperingati Hari Sumpah Pemuda. Seperti yang dilakukan ...

Ketika Sumpah Pemuda Diisi Nonton Film dan Diskusi Bareng Sineas Lokal

TIMESINDONESIA, BLITAR – Menonton film dan mendiskusinya menjadi aktivitas 'baru' memperingati Hari Sumpah Pemuda. Seperti yang dilakukan komunitas Kalibrantas Sinema (Kalibrasi) bersama anak-anak muda di Blitar, Jawa Timur.

Persis pada Sabtu (28/10/2023) malam di kedai kopi Dream Coffe, Kota Blitar, sejumlah warga yang didominasi kaum muda. Mereka menggelar nonton layar tancep keliling. Kalibrasi bareng Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Dpixel Universitas islam Balitar (Unisba), serta Wlingiwood -komunitas film maker asal Blitar- bersinergi untuk perhelatan acara ini.

Advertisement

Ada empat film yang diputar karya sineas lokal yakni “Nothing Impossible” karya Dpixel Unisba, “Serdadu Potlot” karya Upi Suprianto, “KEMBALI(K)AN” film produksi hasil kelas film gratis kerjasama Kunam Sinam Films dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Blitar. 

sineas-Blitar-2.jpg

Satu lagi film berjudul “Nebeng“ besutan sutradara M. Faisal Hibatullah, yang memenangkan Indiskop Film Fest 202. Film ini juga meraih nominator best actor di NINGBO Short Film Fest China (NSFF ) ke-7. Di mana  Betet Kunamsinam sukes meraih salah satu aktor terbaik.

Selain film lokal, diputar pula film berkelas internasional "Foreign Planetary," yang telah memenangkan 19 kategori dan meraih 2 nominasi di kancah global.

Usai nonton, digelar diskusi bareng narasumber di antaranta Ajeng Canyarasmi, perempuan Indonesia yang berhasil menembus industri Hollywood di bidang sound design, dan Mas Betet Kunam Sinam, pegiat sineas Blitar yang juga bagian dari komunitas Wlingiwood.

Founder Kalibrantas Sinema, Pradityo Bayu menuturkan komunitas yang didirikannya menjadi wadah untuk ekspresi dan eksistensi dari film maker dan sineas di sepanjang aliran Sungai Brantas.

"Yang terus bergerak dalam mengekspresikan eksistensi diri melalui medium sinematografi dan pemutaran film atau layar tancep keliling sebagai kearifan lokal indonesia yang kami lestarikan," kata Edo, sapaannya, Minggu (29/10/2023).

Lagi-lagi, Kalibrasi mengusung spirit "film ora serem" dalam gelarannya di Blitar. Sebelumnya, di Kediri dan Jombang. Spirit ini yang ingin ditularkan sebagai edukasi ke generasi muda, bahwa berkarya dan mengekspresikan diri melalui dunia sinematografi tidaklah sulit dan seram seperti cerita pembuatan film professional. 

"Tapi bisa dimulai dengan ide sederhana dan alat sederhana serta kemauan berkarya yang kuat," ucap Edo.

sineas-Blitar-3.jpg

Di samping itu, lanjut Edo, Kali Brantas Sinema mendorong semua pihak untuk menghargai keberagaman narasi dan perspektif dalam film. 

"Dengan melibatkan sineas dari berbagai latar belakang dan wilayah, proyek ini berusaha untuk menciptakan ruang bagi cerita-cerita yang beragam dan inklusif, Serta meningkatkan ekspresi dan eksistensi pemuda," tuturnya.

Pembina UKM DPixel Unisba, Dr Andiwi Meifilina mengapresiasi semangat kreatif dan inovatif pemuda. Menurut Andiwi, kegiatan yang dilakukan Kali Brantas Sinema bersama mahasiswa dan sineas lokal bisa menginspirasi bagi yang lain.

"Kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi pemuda Blitar dan menunjukkan bahwa melalui kolaborasi dan kreativitas," ujar dosen komunikasi FISIP Unisba ini.

Ia berharap gelaran ini menjadi langkah untuk menuju capaian yang lebih besar, seperti ditunjukkan oleh komunitas Wlingiwood. 

"Kita dapat mencapai tingkat prestasi yang luar biasa, baik secara lokal maupun internasional. Langkah kecil dari Wlingiwood menuju iklim perfilman Hollywood," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.