Itinerary Sehari di Alor NTT, Melihat Dugong dan Makan di Tepi Pantai
Berikut rekomendasi itinerary seharian di Kalabahi, Alor, NTT. Wisatawan bisa melihat dugong dan makan malam di tepi pantai.

KOMPAS.com - Salah satu daya tarik Kepulauan Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT) berupa alam bawah laut yang mempesona, sehingga cocok menjadi spot menyelam.
Tidak hanya itu, wisatawan juga bisa menemukan sisi lain Alor lewat kehadiran masyarakat suku abui di Desa Takpala, yang hingga saat ini masih hidup secara tradisional tanpa listik.
Baca juga: 10 Tempat Wisata di Alor, Ada Spot Snorkeling di Perairan Jernih
Meski jaraknya cukup jauh dari ibu kota, namun lama perjalanan akan sepadan dengan pengalaman di Bumi Kenari ini.
Sebelum mendaratkan kaki di Alor, pastikan sudah menyusun itinerary atau rencana perjalanan terlebih dulu agar liburanmu bisa maksimal dan menyenangkan. Berikut adalah rekomendasi itinerary seharian di Alor yang bisa jadi referensi:
Itinerary satu hari di Alor NTT
1. Pilih transportasi yang sesuai di Alor
Ada beberapa pilihan penerbangan transit untuk mencapai Alor. Salah satunya dengan naik pesawat berdurasi tiga jam perjalanan menuju Bandara El Tari di Kupang, dan transit sekitar dua jam dulu di bandara ini.
Barulah penerbangan dilanjutkan satu jam lagi menuju Bandara Mali di Alor, NTT.
Sebagai informasi, semua penerbangan menuju Bandara Mali hanya tersedia saat dini hari. Sebaiknya pilihlah penerbangan dengan durasi paling singkat, agar pagi harinya kamu bisa sampai di Alor.
Baca juga: Sensasi Bermalam di Kapal Phinisi Seharga Rp 25 Juta Per Hari di Alor
Sementara itu, salah satu cara yang paling mudah untuk berkeliling Alor adalah dengan menyewa mobil yang tersedia di bandara. Biasanya tarif sewanya mulai dari Rp 500.000 per hari, namun kamu masih bisa bernegosiasi.
Menurut informasi dari Mirka, warga lokal Alor, akan sulit untuk menemukan tempat penyewaan sepeda motor di daerah ini.
"Orang sini itu tidak mau (menyewakan sepeda motor), kalau betul-betul kenal baru dia kasih pinjam," ujar Mirka kepada Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).
Baca juga: Desa Wisata Marisa di Alor, Keindahan Bawah Laut yang Belum Bisa Dinikmati Wisatawan
2. Melihat dugong di Telok Kabola
Pagi hari sekitar pukul 08.00 Wita menjadi waktu pas untuk melihat Mawar, dugong jantan penghuni Teluk Kabola di kawasan SAP (Suaka Alam Perairan) Selat Pantar.
Pagi hari merupakan waktu yang pas karena sinar matahari tidak begitu terik dan gelombang laut pun masih surut, sehingga memudahkan untuk naik ke atas perahu.
Untuk sampai di daerah ini, kamu harus mencapai Pantai Mali terlebih dulu, yang berjarak sekitar 1,5 kilometer saja dari Bandara Mali. Barulah dilanjutkan dengan menaiki perahu bersama nelayan lokal yang akan menuntunmu bertemu Mawar.
Baca juga: Menyapa Mawar, Dugong Jantan Penghuni Selat Pantar Alor NTT
Masyarakat lokal Alor dikenakan tarif Rp 100.000 per orang, sedangkan masyarakat dari luar Alor dikenakan tarif mulai Rp 150.000 per orang dan wisatawan mancanegara dengan tarif mulai Rp 200.000 per orang.
Selama berada di laut, wisatawan dilarang menyentuh dugong.
"Jangan menyentuh dugong, tidak boleh. Nanti dugong bisa menarik badan kita ke laut," kata perintis konservasi SAP Selat Pantar, One Simuslaa, saat ditemui Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).
Selain itu, kamu juga tidak diperkenankan menggunakan flash saat mengambil foto Mawar, dan jangan bertindak agresif selama di atas kapal.
Baca juga: Ketahui 5 Hal Tentang Mawar, Dugong Langka di Selat Pantar Alor
3. Makan siang sambil menikmati panorama bakau di Celyn Cafe
Setelah menghabiskan waktu kira-kira satu jam bersama Mawar, kamu bisa makan siang dengan masakan rumahan di Celyn Kafe. Di depannya tersaji pemandangan hutan bakau ditambah deburan ombak yang menangkan.
Jaraknya cukup dekat, hanya satu kilometer saja dari Pantai Mali.
Harganya juga relatif terjangkau, seperti paket nasi ayam geprek dan sayur bunga pepaya dibanderol mulai Rp 25.000 per porsi.
Namun, jika memesan menu ikan laut, kamu harus siap merogoh kocek mulai dari Rp 50.000 sampai dengan Rp 400.000.
Baca juga: Konservasi Laut di Alor NTT Dilakukan Lewat Rehabilitasi Terumbu Karang
4. Mengunjungi Desa Adat Takpala
Setelah makan siang, perjalanan bisa dilanjutkan menuju Desa Adat Takpala, yang berjarak sekitar 14 kilometer dari Celyn Cafe. Perjalanan bisa ditempuh sekitar 20 menit menggunakan mobil.
Desa Adat Takpala merupakan kampung tradisional di Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, yang dihuni oleh masyarakat suku abui.
Baca juga: Melihat Lebih Dekat Kehidupan Suku Abui di Desa Adat Takpala Alor, NTT
Masyarakat di kampung ini masih mempertahankan kehidupan tanpa listrik di seluruh area permukimannya. Biasanya, tamu yang masuk ke area desa akan disambut oleh tarian lego-lego, dan diajak menari bersama.
Jika tertarik, kamu juga bisa mencoba pakaian adatnya dengan membayar Rp 100.000, atau membeli hasil kerajinan masyarakat setempat, berupa kain tenun, gelang, kalung, dan cendera mata lainnya yang dijajakan di Desa Takpala.
Baca juga: 5 Fakta Suku Abui di Alor NTT, Hidup Tanpa Listrik
5. Makan malam di Mama Resto
Sore hari, kamu bisa singgah sekaligus makan malam di Mama Resto, yang berjarak sekitar 12 kilometer atau 20 menit perjalanan dari Desa Adat Takpala.
Lokasinya ada di tepi pantai dengan nuansa tradisional dan bangunan kayu. Pengunjung dianjurkan datang saat sore hari, jadi bisa bersantap sambil menikmati matahari terbenam dan deburan ombak.
Kamu bisa memesan cumi saos lemon, ikan kuah asam mama, ikan bakar sambal dabu-dabu, fuyunghai, dan masih banyak lagi pilihan olahan seafood lainnya.
Baca juga: Boluwai Loro, Hidden Gem yang Jadi Spot Snorkeling Pulau Kangge Alor
Menariknya lagi, kamu bisa memilih sendiri ikan yang ingin dimasak, atau meminta petugas restoran untuk memilihnya.
"Kita di sini bayarnya tergantung berat ikannya, ada yang pilih ikan sendiri, dan ada yang minta kami memilihkan buat mereka," kata kasir Mama Resto, Bella, Sabtu.
Baca juga: Moko, Alat Musik Sekaligus Maskawin Suku Abui di Alor NTT
6. Tamala Homestay
Setelah beraktivitas seharian, saatnya beristirahat di penginapan. Salah satu pilihan akomodasi adalah Tamala Homestay yang berjarak sekitar 14 kilometer dari Bandara Mali, atau hanya satu kilometer dari Mama Resto.
Penginapan ini menawarkan tiga jenis pilihan kamar, mulai dari Standard Room yang diisi dua tempat tidur dan dibanderol mulai Rp 275.000 per malam.
Ada juga Superior Room seharga mulai Rp 400.000 per malam, dan Deluxe Room seharga mulai Rp 600.000 per malam.
Meski cukup jauh dari kehidupan perkotaan, namun penginapan ini menawarkan suasana ladang sayur yang asri. Suasana ini akan terasa menyegarkan saat pagi tiba.
Baca juga: Hiu Tikus Diyakini Bisa Jadi Ikon Wisata Bahari di Alor NTT