Sutradara Taiwan Hou Hsiao-hsien Pensiun karena Penyakit Alzheimer

Keluarga konfirmasi sutradara ternama Taiwan, Hou Hsiao-hsien, pensiun setelah kondisi memburuk akibat penyakit Alzheimer dan Covid-19.

Sutradara Taiwan Hou Hsiao-hsien Pensiun karena Penyakit Alzheimer
image
Jakarta, CNN Indonesia --

Sutradara ternama Taiwan Hou Hsiao-hsien pensiun setelah didiagnosis menderita Alzheimer. Pihak keluarga mengonfirmasi hal tersebut setelah ramai beredar spekulasi mengenai kondisi kesehatan sosok gerakan gelombang baru sinema Taiwan itu.

Keputusan pensiun itu juga diumumkan di tengah proyek Hou Hsiao-hsien mengerjakan film feature bertajuk On the Shulan River. Sehingga, produksi film itu dipastikan berhenti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ayah kami didiagnosis Alzheimer beberapa waktu lalu, tapi tidak mengurangi kecintaannya pada film seiring dengan dirinya melanjutkan pengarahan dan produksi film terbarunya," pernyataan keluarga seperti diberitakan Variety, Rabu (25/10).

"Namun baru-baru ini, kondisinya memburuk terutama setelah positif Covid-19 sehingga membuatnya pensiun dari industri film," keluarga mengumumkan hal itu.

"Sayangnya, produksi film ayah kami berikutnya 'On the Shulan River' dihentikan karena penyakitnya."

[Gambas:Video CNN]

Dalam keterangan tersebut, keluarga menyatakan Hou Hsiao-hsien sering menyatakan kecintaannya kepada film semakin murni sebelum didiagnosis Alzheimer dan Covid-19.

Namun, setelah sembuh dari Covid-19, sang sutradara disebut mendedikasikan seluruh waktunya untuk bersama keluarga dan mendapatkan ketenangan dalam pikirannya.

Oleh sebab itu, keluarga meminta kepada seluruh rekan dan penggemar bisa memberikan hal tersebut kepada sutradara kelahiran 1947 tersebut mengingat Hou Hsiao-hsien sudah memberikan sebagian besar hidupnya untuk film.

"Kami meminta semua orang untuk memberikan ruang dan kedamaian kepada keluarga kami, karena hal ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan ayah kami saat ini," pinta keluarga.

Perusahaannya, Sinomovie, dikabarkan bakal terus beroperasi tapi tak lagi membuat film.

"Meskipun demikian, reputasinya sebagai pembuat film telah diperkuat melalui sejumlah film yang mendapat pujian kritis di Taiwan dan internasional selama bertahun-tahun," kata keluarga.

"Kontribusinya terhadap dunia perfilman tidak akan dilupakan, dan dedikasi serta kasih sayangnya terhadap pembuatan film akan dikenang dengan baik oleh teman-teman dan penggemarnya."

Keterangan resmi itu ditandatangani oleh Cao Baofeng selaku istri, Isaac Hou dan Bess Hou selaku anak.

Hou Hsiao-hsien dikenal sebagai salah satu pionir New Wave Taiwan yang mendobrak batasan-batasan pada 1980-an di tengah kebrutalan pemerintah Taiwan sedang surut, sensor mereda, sehingga peluang-peluang baru terbuka bagi seniman.

Ia juga menjadi pelanggan festival film. Hou memenangkan Golden Lion di Venesia untuk A City of Sadness pada 1989, dan penghargaan Sutradara Terbaik di Cannes untuk The Assassin pada 2015.

Penghargaan lainnya termasuk The Puppetmaster pada 1993 yang memenangkan Jury Prize di Cannes, Flowers of Shanghai pada 1998, Millennium Mambo pada 2001, dan Flight of the Red Balloon pada 2007.

Hou Hsiao-hsien juga dikenal sebagai salah satu penata gaya sinema dunia yang terkemuka, dengan banyak film yang menampilkan pencahayaan dan warna presisi dalam pengambilan gambar panjang dengan pengambilan gambar statis atau gerakan kamera yang sangat lambat.

(chri)