Sering Pakai Mode Triptonic Ternyata Bikin Usia Transmisi Mobil Matic Jadi Pendek, Begini Penjelasannya

BREAKINGNEWS : Disarankan oleh bengkel, pengguna mobil matic untuk tidak sering menggunakan mode triptonic. Ini alasannya.

Sering Pakai Mode Triptonic Ternyata Bikin Usia Transmisi Mobil Matic Jadi Pendek, Begini Penjelasannya
image

Otomania.com - Sering Pakai Mode Triptonic Ternyata Bikin Usia Transmisi Mobil Matic Jadi Pendek, Begini Penjelasannya.

Disarankan bengkel, pengguna mobil matic untuk tidak sering menggunakan mode triptonic karena dapat meninbulkan efek negatif.

Mode manual atau triptonic di beberapa jenis transmisi otomatis memiliki kelebihan yakni dalam mendukung kenyamanan mengemudi.

Namun, dibalik dari kelebihannya, siapa sangka ternyata mode tiptronic ini tidak boleh dipakai terlalu sering.

"Terutama untuk familiy car atau city car yang peruntukkanya tidak ekstrim, tidak disarankan sering menggunakan mode tiptronic," ujar Hermas Efendi Prabowo pemilik bengkel Worner Matic.

Alasannya karena tidak seperti pada mobil berperforma tinggi, mobil matic harian didesain untuk digunakan dalam batas wajar.

Sehingga durabilitas transmisi otomatis pun didesain untuk pemakaian wajar.

Ketika masuk di dalam mode tiptronic, akan terjadi penumpukan torsi pada komponen di dalam girboks transmisi otomatis.

"Sebagaimana mode tiptronic ini diciptakan, penumpukan torsi ini berperan memberikan torsi maksimal pada rasio gigi dan putaran mesin tertentu misalnya seperti berakselerasi atau menanjak," jelasnya.

Baca Juga: 7 Kesalahan Klasik Pemakai Mobil Matic yang Bikin Transmisi Jebol, Dompet Bisa Menjerit

Tetapi jika digunakan tidak tepat dan sesuai dengan peruntukkannya, penumpukan torsi ini malah dapat memperpendek umur transmisi otomatis.

Karena komponen yang seharusnya digunakan dalam batas wajar dipaksa menahan torsi berlebih.

Alhasil, komponen dapat mengalami aus bahkan transmisi otomatis dalam jangka panjang mengalami "jedug" atau tidak bisa berpindah transmisi sama sekali.

Herman juga menegaskan, "Beda dengan mobil performa karena memang diciptakan untuk mentolerir besarnya tenaga dari mesin," tegasnya.