Lawan Sebanding Jokowi Baru Tagar #2019GantiPresiden

BREAKINGNEWS.CO.ID – Sampai sebulan jelang pendaftaran calon presiden untuk Pilpres 2019, belum ada nama-nama yang bisa setara sekaligus menjadi penantang untuk petahana Joko Widodo. Kalau pun ada, saat ini baru  tagar #2019gantipresiden.    "Kalau kita jujur lawan Jokowi baru hashtag 2019 Ganti Presiden. Belum ada yang konkret. Belum ada lawan tanding yang sebanding dengan Jokowi,"…

Lawan Sebanding Jokowi Baru Tagar #2019GantiPresiden

BREAKINGNEWS.CO.ID – Sampai sebulan jelang pendaftaran calon presiden untuk Pilpres 2019, belum ada nama-nama yang bisa setara sekaligus menjadi penantang untuk petahana Joko Widodo. Kalau pun ada, saat ini baru  tagar #2019gantipresiden.    "Kalau kita jujur lawan Jokowi baru hashtag 2019 Ganti Presiden. Belum ada yang konkret. Belum ada lawan tanding yang sebanding dengan Jokowi," kata Direktur Eksekutif VoxPol Center, Pangi Sarwi Chaniago di Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Dia mengatakan sampai sekarang tulang punggung poros ketiga dan poros oposisi Prabowo belum jelas ujung ceritanya. Prabowo dan SBY pun dipandang tidak lincah membangun koalisi.

Menurutnya, yang terjadi saat ini, politik saling kunci mengunci, dan saling intip mengintip. Publik masih menunggu apakah akan ada kejutan di menit terakhir atau waktu penentuan atas munculnya poros baru dengan tokoh baru.   "Ini yang masih kita tunggu. Jokowi juga belum berani mengumumkan cawapresnya. Karena kalau diumumkan jauh-jauh hari, paket ini bisa mati sebelum berkembang," terangnya.

Segaris dengan Pangi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menyebut hal senada. Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga ini, tingkat keterpilihan Joko Widodo sampai 58,2 persen dan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya 26,6 persen kalau pemilihan presiden hanya diikuti oleh kedua politikus itu.

Dijelaskan oleh peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris,  tingkat keterpilihan Jokowi cukup tinggi karena tingkat kepuasan publik terhadap kinerjanya sebagai presiden cukup tinggi.

Elektabilitas sebesar itu, menurut dia, masih aman bagi Jokowi apabila pemilihan presiden 2019 hanya diikuti dua calon. "Namun, kalau kontestasi Pilpres diikuti tiga pasangan calon, tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 58 persen tersebut belum aman karena ada kemungkinan dukungan terpecah," katanya.

Peneliti LIPI Wawan Ichwanuddin saat memaparkan hasil survei bertajuk "Partisipasi Politik, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi" itu menjelaskan bahwa survei mencakup beberapa simulasi lain, termasuk bila pemilihan presiden tahun depan diikuti tiga calon dan lima calon.

Menurut survei dengan pertanyaan tertutup apabila Pilpres 2019 diikuti oleh tiga nama, elektabilitas Jokowi masih tertinggi (57,4 persen) diikuti oleh Prabowo Subianto (25,8 persen), dan Gatot Nurmantyo (4,9 persen).

Dan kalau pemilihan presiden diikuti oleh lima calon, elektabilitas Jokowi masih 55 persen, Prabowo Subianto 22,9 persen, Gatot Nurmantyo 4,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,1 persen, dan Anies Baswedan 3,2 persen menurut survei itu.

Syamsuddin mengatakan kemungkinan Pilpres 2019 diikuti dua atau tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden antara lain akan tergantung pada sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena terlihat ada keinginan untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden.