Komisi XI dan Menteri Keuangan Bentuk Panja Perekonomian

BREAKINGNEWS.CO.ID - Dalam rapat kerja antara Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang digelar Senin (4/11/2019) menyepakati pembentukan beberapa panitia kerja (panja). Dalam raker di Gedung Parlemen Senayan itu dibentuk, Panja Pemerimaan Pajak, Panja Penerimaan Bea Cukai, Panja Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan Panja Pembiayaan APBN.

Komisi XI dan Menteri Keuangan Bentuk Panja Perekonomian

BREAKINGNEWS.CO.ID - Dalam rapat kerja antara Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang digelar Senin (4/11/2019) menyepakati pembentukan beberapa panitia kerja (panja). Dalam raker di Gedung Parlemen Senayan itu dibentuk, Panja Pemerimaan Pajak, Panja Penerimaan Bea Cukai, Panja Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan Panja Pembiayaan APBN.

Selain itu guna memperkuat terobosan-terobosan kebijakan guna menghadapi tantangan pelemahan ekonomi nasional dan global, Komisi XI juga meminta Menkeu untuk membuat sejumlah terobosan baru dalam hal kebijakan ekonomi. Kebijakan ini diharapkan lebih Kreatif dan inovatif guna menghadapi tantangan pelemahan ekonomi dunia. 

“Komisi XI meminta Menkeu untuk menyiapkan mitigasi risiko terhadap pelaksanaan APBN tahun anggaran 2019 yang meliputi sisi Penerimaan, belanja dan pembiayaan,” ungkap Dito Ganinduto, Ketua Komisi XI DPR RI.

Selanjutnya Dito bersama-sama anggota Komisi XI akan terus mendalami permasalahan yang berkembang dalam rapat kerja dengan Menkeu tersebut, lewat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah eselon 1 di Kementerian Keuangan.

Dalam rapat kerja Senin lalu, Sri Mulyani juga sudah memaparkan hasil evaluasinya terhadap pertumbuhan perekonomian nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global pada 2019.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relative stabil di atas lima persen. Sementara negara tetangga kita Singapura justru sempat mengalami pertumbuhan yang negatif. Bahkan terakhir mereka hanya tumbuh 0,1 persen. Vietnam masih cukup tinggi meskipun juga terjadi sedikit pelemahan,” ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menyatakan di beberapa negara pertumbuhan ekonomi justru mengalami penurunan. Negara yang secara fundamental ekonomi sangat kuat seperti Amerika Serikat juga mengalami pelemahan dalam pertumbuhan ekonominya. Hal ini disebabkan karena munculnya pelemahan perekonomian di banyak negara.

Di negara Uni Eropa, hal sama juga terjadi. Bahkan negara seperti Jerman kini terus mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif. Terakhir perekonomian Jerman hanya tumbuh sekitar 0,4 persen.

Cina yang selama ini dikenal memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, di atas 7 persen kini juga menurun. Cina diperkirakan hanya akan mencapai pertumbuhan 5,5 persen hingga akhir 2019.

“Eropa, Inggris, Jepang dan India bahkan merosot tajam di kisaran 5 persen. Thailand juga terpengaruh, Filipina pun sama,” tutur Menkeu.
Melihat pelemahan pertumbuhan ekonomi sejumlah negara itu Indonesia harus waspada. Meskipun pertumbuhan ekonomi dalam negara disebut relatif stabil. Namun bisa saja terpengaruh kondisi perekonomian global.