Kasus Google Meluas, Game di Android Bisa Berubah Total

Kasus Google meluas. Tak cuma soal dominasi mesin pencari, tetapi juga merembet ke game di Android. Simak!

Kasus Google Meluas, Game di Android Bisa Berubah Total
image

Jakarta, CNBC Indonesia - Google terkena kasus bertubi-tubi. Masih berjalan gugatan antimonopoli di Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, kini Google harus menerima tuntutan hukum baru.

Google dituduh bersikap tak adil terhadap pengembang aplikasi mobile pihak ketiga di Android. Pekan ini, Google akan berhadapan dengan pengembang game mobile kawakan, Epic Games.

Persidangan Google akan dipantau Apple yang mengoperasikan toko aplikasi saingan, App Store, untuk iPhone.

Pengembang aplikasi menilai dua raksasa teknologi tersebut mengambil komisi yang tak adil dari pendapatan pembayaran dalam aplikasi (in-app payment). Google dan Apple juga disebut membuat pengembang kesulitan berkomunikasi dengan para pelanggan.

Jika Epic menang, Google terpaksa harus membuat perubahan kebijakan di platform Android secara besar-besaran. Saat ini, Google mengambil komisi 15-30% dari pembayaran dalam aplikasi.

Epic Games ingin membuat toko aplikasi sendiri yang dimuat otomatis (pre-installed) di perangkat pengguna. Dengan begitu, pengguna bisa melewati sistem toko aplikasi Google ketika hendak men-download game.

Gesekan antara Google dan Apple dengan Epic Games dimulai sejak Agustus 2020. Kala itu, Epic Games menyediakan pembaruan untuk game Fortnite langsung di aplikasinya. Dengan begitu, pembayaran pelanggan tak perlu melewati toko aplikasi.

Akibatnya, Epic Games ditendang dari toko aplikasi Google dan Apple. Epic Games pun menuntut dua perusahaan tersebut.

Persidangan Epic Games melawan Apple sudah digelar pada 2021 dan awal tahun ini. Epic kalah dalam 9 dari 10 dakwaan.

Sementara itu, persidangan dengan Google akan dimulai pada pekan ini. Google berdalih komisi yang dipangkas untuk in-app payment sebenarnya sangat kecil.

Sebanyak 99% pembayaran yang dipotong berkisar 15%. Hanya 1% yang kena potongan 30%, dikutip dari CNBC International, Selasa (7/11/2023).

Secara keseluruhan, kasus Epic melawan Google sama persis dengan kasusnya melawan Apple. Bedanya, Google mengizinkan 'sideloading', yakni download aplikasi Android di luar toko aplikasi. Hal ini tak berlaku di Apple.

Menurut sumber dalam, Epic akan bersaksi bahwa kebijakan sideloading Google tak efektif. Pasalnya, dominasi pasar Google membuat pengguna kesulitan untuk mendapatkan akses aplikasi di luar toko aplikasi Google.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Update Kasus Google, Masa Depan Internet Terombang-Ambing


(fab/fab)