Indef Sebut Belanja Kesehatan Selama penanganan Corona Mampu Pulihkan Ekonomi

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Drajad Wibowo,  meminta pemerintah meningkatkan realisasi belanja kesehatan di tengah  sebaran virus corona yang masih meningkat. Karena jika langkah tersebut diambil, itu bisa bantu mendongkrak gerak  perekonomian yang kini terancam pelemahan "Belanja kesehatan bisa menjadi kompensasi penurunan ekonomi yang terjadi di berbagai sektor,"…

Indef Sebut Belanja Kesehatan Selama penanganan Corona Mampu Pulihkan Ekonomi

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Drajad Wibowo,  meminta pemerintah meningkatkan realisasi belanja kesehatan di tengah  sebaran virus corona yang masih meningkat. Karena jika langkah tersebut diambil, itu bisa bantu mendongkrak gerak  perekonomian yang kini terancam pelemahan "Belanja kesehatan bisa menjadi kompensasi penurunan ekonomi yang terjadi di berbagai sektor," ujar Drajad di Jakarta, Rabu (25/3/2020).
 
Berdasarkan kajian Indef, pandemi corona akan berdampak besar terhadap kinerja perekonomian nasional dan regional sepanjang 2020. Dalam jangka pendek, konsumsi rumah tangga akan melorot.

Turunnya indeks konsumsi tersebut akan mendorong melorotnya pendapatan produk domestik bruto atau PDB. Adapun PDB bakal terhantam untuk seluruh skenario pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,58 hingga 3,66 persen dari baseline.

Sedangkan dampaknya dari sisi regional, secara umum pandemi akan melorotkan pendapatan domestik regional bruto di semua provinsi. Penurunan ini didorong oleh turunnya prodiktivitas sektoral yang menyebabkan penyerapan tenaga kerja minim.

Adapun menurut pengamat ekonomi Indef, Andry Satrio Nugroho, setidaknya ada dua sektor jada yang paling akan terdampak pandemi corona. Keduanya adalah jasa pariwisata dan penerbangan.

"Saat ini, pendapatan hotel sudah turun menjadi hanya rata-rata 20-50 persen. Begitu juga dengan restoran," ucapnya.

Seandainya sebuah daerah mengandalkan pendapatan dari sektor jasa pariwisata, ia menyatakan fenomena ini akan menjadi sebuah pukulan. Sebab, gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK tak terbendung, pengangguran menjadi tinggi, dan konsumsi serta daya beli daerah itu menjadi rendah.