Kafe G20 Labuan Bajo, Sajikan Kuliner Flores dan Dekat Wisata Goa Batu Cermin

Labuan Bajo punya kafe unik bernama G20 untuk mengenang saat Indonesia jadi tuan rumah KTT akbar tersebut.

Kafe G20 Labuan Bajo, Sajikan Kuliner Flores dan Dekat Wisata Goa Batu Cermin
image

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Eusebius Neno Tembek memberanikan diri untuk membangun kafe di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia mulai membuka kafenya itu pada Januari 2021 lalu. Situsasi saat itu lagi sulit akibat pandemi Covid-19. Ia pun memberi nama kafenya itu Kafe G20. Nama itu diberikan bukan tanpa alasan.

Ebi menuturkan, pada akhir tahun 2020, ia sudah memikirkan untuk membuka kafe di kota Labuan Bajo.

Baca juga: Itinerary Wisata ala Delegasi KTT G20 di Bali, Bisa Kamu Coba

Baginya, status Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas (DSP) adalah peluang bagi anak-anak muda untuk berwirausaha khususnya di sektor wisata.

Tahun 2021 hingga 2022, lanjut dia, Labuan Bajo menjadi tempat terselenggaranya beberapa kegiatan side event G20.

“Saya melihat banyak peluang usaha bisnis salah satunya industri wisata yang muncul dengan Indonesia menjadi tuan rumah G20. Khususnya Labuan Bajo mendapat dampak positifnya," kata dia kepada Kompas.com di Kafe G20, Kamis (17/11/2022).

Abadikan momen Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20

Maka dari itu, ia membuka kafe dengan nama Kafe G20. Nama itu digunakan agar kisah saat Indonesia menjad tuan rumah KTT G20 akan menjadi cerita di kemudian hari.

“Saya ingin da cerita dari generasi ke generasi, bahwa Indonesia pernah jadi tuan rumah KTT G20 dan Labuan Bajo menjadi tempat terselenggaranya beberapa kegiatan Side Event G20,” ungknya.

Baca juga: 5 Aktivitas Kepala Negara G20 Selama di Bali, Ada yang Jalan Kaki

Ia mengatakan, terselenggarnya berbagai kegiatasn side event G20 di Labuan Bajo memberikan dampak positif terhadap kemajuan ekonomi masyarakat.

“Harapannya, semua masyarakat, khususnya anak muda bisa melihat Labuan bajo ini sebagai peluang untuk usaha. Masyarakat di Labuan Bajo tidak boleh menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku dari semua lini sektor pembangunan ekonomi,” katanya.