Window Dressing Dorong Penguatan Tipis IHSG

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Jelang tutup buku triwulan kedua, rata-rata perusahaan mulai mempersiapkan laporan periodik keuangan dalam tahun berjalan. Laporan tersebut mencakup fenomena "window dressing" sebelum dilaporkan ke pemegang saham. Ini berpengaruh langsung untuk investor di lantai bursa. Ini terlihat dari kenaikan tipis  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdaganhan Selasa…

Window Dressing Dorong Penguatan Tipis IHSG

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Jelang tutup buku triwulan kedua, rata-rata perusahaan mulai mempersiapkan laporan periodik keuangan dalam tahun berjalan. Laporan tersebut mencakup fenomena "window dressing" sebelum dilaporkan ke pemegang saham. Ini berpengaruh langsung untuk investor di lantai bursa. Ini terlihat dari kenaikan tipis  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdaganhan Selasa (30/6/2020).
 
IHSG ditutup menguat 3,57 poin atau 0,07 persen ke posisi 4.905,39. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,42 poin atau 0,45 persen menjadi 756,2.

"Market mendapatkan apresiasi positif dari kenaikan kinerja PMI manufacturing maupun non-manufacturing dari China. Di sisi lain pada akhir bulan juga terjadi fenomena aksi window dressing," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Selasa.

"Window dressing" adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi maupun perusahaan terbuka untuk mempercantik portofolio atau performa laporan keuangan sebelum ditampilkan kepada para pemegang saham.

Namun, lanjut Nafan,  seperti ditulis laman Antaranews.com, terdapat data makroekonomi global, berupa PDB Inggris yang mengalami kontraksi 2,2 persen dan menyebabkan adanya gejala kekhawatiran potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global serta ancaman resesi terbuka lebar.

"Hal ini menyebabkan mulai terjadinya aksi profit taking sehingga membuat kinerja IHSG pada hari ini tidak mengalami penguatan signifikan," ujarnya.

Dibuka menguat, IHSG banyak menghabiskan waktu di teritori positif hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, lima sektor meningkat dimana sektor pertanian naik paling tinggi yaitu 1,23 persen, diikuti sektor industri dasar dan sektor keuangan masing-masing 1,13 persen dan 0,79 persen.

Sedangkan lima sektor terkoreksi dimana sektor infrastruktur turun paling dalam yaitu minus 2,54 persen, diikuti sektor properti dan sektor pertambangan masing-masing minus 0,77 persen dan minus 0,34 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp489,09 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 591.955 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,23 miliar lembar saham senilai Rp6,91 triliun. Sebanyak 180 saham naik, 229 saham menurun, dan 156 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 293,1 poin atau 1,33 persen ke 22.288,14, indeks Hang Seng naik 125,91 poin atau 0,52 persen menjadi 24.427,19, dan indeks Straits Times menguat 19,13 poin atau 0,74 persen ke 2.593,23