Widyawati Bersukur Eksistensinya Masih Diakui Lewat APFF

BREAKINGNEWS.CO.ID – Artis peran senior Widyawati mengaku bersukur dengan penghargaan sebagai Artis Pembantu Terbaik di Festival Film Asia Pafisik  (APFF) tahun 2020 melalui film berbahasa Sunda yang berjudul Ambu.

Widyawati Bersukur Eksistensinya Masih Diakui Lewat APFF

BREAKINGNEWS.CO.ID – Artis peran senior Widyawati mengaku bersukur dengan penghargaan sebagai Artis Pembantu Terbaik di Festival Film Asia Pafisik  (APFF) tahun 2020 melalui film berbahasa Sunda yang berjudul Ambu.

“Alhamdulillah penghargaan ini menandakan saya masih dipercaya untuk tetap eksis dan bisa berakting,”kata Widyawati saat menerima penyerahan piala kemenangan di Gedung Usmar Ismail Ruang Misbach Yusa Biran Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Pengakuan atas eksistensi tersebut menurutnya sesuatu yang wajar karena  penghargaa dari APFF juga pernah ia sabet beberapa tahun lalu melalui film  Perempuan Berkalung Sorban yang berlangsung di Taiwan beberapa tahun lalu.

Kemenangan artis kelahiran 12 Juli 1950 itu diumumkan, Rabu malam, 8 Januari , di hadapan penonton di Broadway Theater Macau.

Akting Widyawati dalam film “Ambu” sejak awal sudah memperoleh banyak pujian. Perannya sebagai seorang ibu suku Badui, salah satu suku di Indonesia yang sangat  ketat menjaga pengaruh dari  budaya luar, dapat dihayati dengan akting yang sangat menyakinkan.

Keberhasilan Widyawati mengondol artis pembantu terbaik sekaligus memecah rekor sebagai artis Indonesia tertua yang pernah meraih artis terbaik tingkat internasional.

image

Meski menang, namun ada rasa sesal dari Widyawati.“Saya sempat curhat dan menyesalkan kenapa  Ambu ini tak  sampai ke masyarakat  tersampaikan kepada masyarakat. Ini yang bikin saya sedih , karena banyak orang melalui IG bertanya kenapa sih nggak main di di sini,”ujar wanita yang pertama kali melambung namanya lewat film Pengantin Remaja (1977) kala berpasangan dengan Sopan Sophian yang kelak juga adalah suaminya itu.

Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) tahun 2020 mengirim dua film untuk mewakili Indonesia di APFF. Kedua film tersebut masing-masing film “Kucumbu Tubuh Indahku” karya sutradara Garin Nugroho, dan film “Ambu” karya sutradara Farid Dermawan. Selain Widyawati, film “Kucumbu Tubuh Indahku,”  yang judulnya diterjemahkan  menjadi “Memories of My Body” berhasil meraih predikat cerita asli terbaik. Memang dari semula sebagian pengamat film dan sineas  yang hadir di Macau mengakui tema cerita film “Kucumbu Tuhuh Indahku” menarik dan original. Oleh sebab itu keberhasilan  film ini menyabet best original story juga dinilai sudah selayaknya.