Warga Bandung Gairahkan Lagi Permainan Mobil Mainan Jadul 'Dodokaran'

BREAKINGNEWS : Siapa yang pernah bermain dodokaran ? gairah memainkan mobil-mobilan dari limbah kayu dan bambu yang jadul ini kembali dihidupkan kembali di Lio Genteng Bandung

Warga Bandung Gairahkan Lagi Permainan Mobil Mainan Jadul 'Dodokaran'
Bandung -

Suasana malam di Jalan Lio Genteng, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung tak biasanya ramai. Ratusan warga berkumpul di lapangan yang ada di Lio Genteng.

Bukan untuk menyaksikan fashion show, kedatangan 100-an warga itu untuk menyaksikan puluhan anak-anak yang bermain dodokaran atau mobil mainan yang terbuat dari limbah kayu, bambu, karet dan plastik bekas.

Sebelum menyusuri gang yang ada di pemukiman padat penduduk, anak-anak ini berkumpul di lapang dengan membawa dodokaran yang sudah dimodifikasi.


Ada yang dibuat menyerupai mobil balap, mobil truk, pesawat dan perahu layaknya kendaraan pada umumnya, ada juga dodokaran yang dimodifikasi menyerupai Gedung Sate, Flyover Pasopati, Masjid Agung dan saung yang terbuat dari injuk.

Kegiatan ini merupakan Lio Genteng Festival Dodokaran 2022 yang diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke 212 dan sudah digelar selama tiga kali.

Selain memperingati HJKB ke 212, Inisiator Lio Genteng Festival Dodokaran 2022 Sandi Syarif mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka mengingatkan pada permainan anak-anak di masa kecil.

Dodokaran di Lio Genteng, Astanaanyar, Kota BandungDodokaran di Lio Genteng, Astanaanyar, Kota Bandung Foto: Wisma Putra/detikJabar

"Kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan HJKB dan mengajak anak anak, ingat mainan tradisional karena di Lio Genteng dulu Bulan Puasa bikin mainan ini," kata Sandi kepada detikJabar, Jumat (2/9/2022).

Sandi juga menyebut, notabene anak-anak di Lio Genteng merupakan anak pedagang yang memiliki penghasilan pas-pasan, sehingga untuk membeli mainan sesuatu yang mahal.

"Sekarang mobil-mobilan mahal, apalagi anak-anak di sini banyaknya anak pedagang. Ini enggak perlu banyak modal, bisa pakai bambu bekas, karet sandal buat bannya bisa dari kayu bekas juga," ungkapnya.

Karena permainan dodokaran ini digelar di malam hari, Sandi menyebut dodokaran yang dibawa anak-anak ini sudah dimodifikasi salah satunya dengan memasang lampu berwarna warni.

"Untuk sekarang banyak modifikasinya, ini tahun ketiga festival nya, sempat pandemi berthenti, sekarang mulai lagi, peserta hampir 31 anak dan didampingi orangtuanya," ujarnya.

Sandi berharap, dengan kegiatan ini dapat menginspirasi banyak anak-anak di Kecamatan Astanaanyar, khusunya di Kota Bandung.

"Mudah-mudahan setelah kita di sini anak-anak di Kota Bandung bisa ikut dan mempertahankan permainan tradisional," ujarnya.

Salah satu peserta Lio Genteng Festival Dodokaran 2022 Ali (12) mengaku senang bisa ikut berpartisipasi.

"Senang banget bisa ikutan," kata Ali.

Ali mengaku, dodokaran yang ia bawa merupakan buatan dirinya dibantu oleh ayahnya. "Dibantu bapak," pungkasnya.

(wip/yum)