Tahun ini Pariwisata Indonesia Anjlok Hingga 50 Persen

BREAKINGNEWS.CO.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio memperkirakan penerimaan devisa dari sektor pariwisata pada tahun ini dapat berkurang hingga separuhnya dari penerimaan pada 2019 yang sebesar 20 miliar dolar AS.

Tahun ini Pariwisata Indonesia Anjlok Hingga 50 Persen

BREAKINGNEWS.CO.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio memperkirakan penerimaan devisa dari sektor pariwisata pada tahun ini dapat berkurang hingga separuhnya dari penerimaan pada 2019 yang sebesar 20 miliar dolar AS.

“Kurang lebih tahun lalu sekitar 20 miliar dolar AS, mungkin tahun ini bisa sekitar separuhnya, bahkan lebih dari separuhnya kehilangan devisa, tergantung berhentinya situasi dampak virus corona ini,” kata Menparekraf  usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (16/4/2020).

Proyeksi menyusutnya penerimaan devisa itu masih bersifat sementara. Angka itu disusun Kemenparekraf dengan catatan jika pada Juni 2020 industri pariwisata sudah memulai pulih dari situasi pandemi Virus Corona baru.

Merosotnya penerimaan devisa itu juga karena kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) diperkirakan turun. Menparekraf memperkirakan tahun ini jumlah wisatawan hanya sekitar  lima juta orang anjlok dibanding 2019 yang sebesar 16 juta wisatawan. “Jadi dari tahun lalu 16 juta wisatawan, mungkin tahun ini 5 juta wisatawan,” ujar Menparekraf.

Dia mengatakan setelah Juni 2020 pemulihan pariwisata akan berjalan secara bertahap dan pada 2021 akan mulai terakselerasi.

Namun dengan tekanan dari situasi pandemi ini, kata dia, pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif telah mempelajari banyak langkah agar industri ini bisa lebih berkelanjutan di kemudian hari.

“Yang penting kita bisa melalui ini dengan baik. Saya justru meyakini, karena kita mengalami proses luar biasa, justru sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa lebih baik dari sebelumnya,” ujar Menparekraf.

Secara terpisah,  dalam pelaksanaan rapat tersebut presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata yang terdampak pandemi Virus Corona baru atau COVID-19. "Langkah-langkah mitigasi perlu secepatnya dilakukan, pertama program perlindungan sosial bagi pekerja yang bekerja di sektor pariwisata ini betul-betul harus dipastikan ada dan sampai kepada sasaran,"   Joko Widodo 

Jokowi menyampaikan hal tersebut saat memimpin rapat terbatas dengan tema "Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" melalui konferensi via video yang dihadiri Wakil Presiden Ma"ruf Amin, para menteri kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga lainnya.

"Kita tahu dampak yang paling berat dirasakan dan pertama dirasakan karena COVID-19 ini adalah dunia pariwisata baik yang terkena itu hotel, restoran, maupun yang menyangkut rakyat yaitu barang-barang kerajinan yang dijajakan di sana," tambah Presiden Jokowi.

Langkah kedua adalah realokasi anggaran yang ada dari Kementerian Pariwisata. "Realokasi ini harus terus diarahkan ke arah semacam saya belum tahu barangnya apa tapi semacam program padat karya bagi pekerja-pekerja yang bergerak di bidang pariwisata ini," ungkap Presiden Jokowi.

Langkah ketiga adalah penyiapan stimulus ekonomi bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. "Ini harus betul-betul dilakukan agar mereka bisa bertahan dan tidak melakukan PHK besar-besaran," tambah Presiden Jokowi.

Presiden pun meyakini dampak COVID-19 di sektor pariwisata hanya sampai Desember 2020.

"Saya meyakini, saya meyakini ini hanya sampai pada akhir tahun, tahun depan akan terjadi booming di bidang parwisata. Semua orang ingin keluar, semua orang ingin menikmati kembali keindahan-keindahan yang ada di wilayah yang ada pariwisatanya," ungkap Presiden Presiden.