Sukses Menurunkan Angka Kamatian, Menkes Mutasi Kapus Haji Budi Sylvana

Di bawah kepemimpinan Budi Sylvana angka kematian jamaah haji berhasil diturunkan.

Sukses Menurunkan Angka Kamatian, Menkes Mutasi Kapus Haji Budi Sylvana
Di bawah kepemimpinan Budi Sylvana angka kematian jamaah haji berhasil diturunkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin resmi merotasi 19 pejabat tinggi pimpinan pratama, Jumat (2/9/2022). Dari 19 nama itu, salah satunya Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana yang dirotasi menjadi Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.

Saat ditanya, apa pertimbangannya mengalihtugaskan, Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, Budi Gunadi Sadikin tak memberikan keterangan. Sementara Budi Sylvana mengaku ikhlas dengan mutasi yang harus dijalaninya. "Ini sudah rahasia Allah, kita ikuti jalannya dengan ikhlas," katanya, saat dihubungi Republika, setelah pelantikan, Jumat (2/9/2022).

Budi Sylvana resmi menerima amanah menjadi Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 4 Juli 2021. Sebelumnya Budi menjabat Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan.

Kemudian dia memimpin penyelenggaraan operasional kesehatan haji. Di bawah kepemimpinannya angka kematian pada jamaah haji berhasil diturunkan.

Dokter Umar Muhammad Said spesialis penyakit dalam KKHI Madinah yang sudah dua kali menjadi petugas kesehatan haji di Daker Makkah dan Madinah ini mengakui banyak terobosan yang dilakukan Kapuskes Haji Budi Sylvana dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada jamaah haji Indonesia.

Salah satu di antaranya penguatan peran Health Promotion dengan menggalakan kampanye jangan tunggu haus, gerakan peduli hipertensi bagi jamaah haji.

“Di mana semua petugas kesehatan haji turun ke lapangan kampanyekan ini. Tentu ini terobosan yang luar biasa,” kata dr Umar M Said yang kiki bertugas di KKHI Madinah saat berbincang dengan Republika, pada saat oprasional haji.

Kedua penguatan KKHI Madinah dengan meningkatkan jumlah dokter spesialis yang bertugas dan langsung melayani jamaah kegawatdaruratan saat tiba di Instalasi Gawat Darurat KKHI Madinah. Jadi kata Umar jamaah yang dibawa ke KKHI, tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan penanganan yang lebih cepat.

“Tentu dengan penanganan lebih cepat ini jamaah dapat segera ditentukan kegawatdaruratannya apakah perlu dirawat inap atau tidak,” katanya.

Selain itu terobosan, Kapus Budi adalah meminta dokter spesialis juga turun untuk melakukan visitasi jamaah haji yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) dan dilakukan pula visitasi di sektor dan kloter. Tujuannya untuk mendeteksi dini perburukan dari penyakit yang sudah diderita oleh jamaah haji Indonesia. “Dan bila perlu segera dirujuk ke KKHI Madinah,” katanya.

Hal yang sama disampaikan, dokter spesialis penyakit dalam KKHI Madinah, dr Muhammad Mansyur. Dia mengatakan, terobosan lain yang dilakukan Budi Sylvana ini adalah melakukan medical check up (MCU) kepada jamaah haji di KKHI Madinah dua minggu menjelang prosesi Armuzna. MCU ini bertujuan untuk skrining dan deteksi dini terhadap jamaah risiko tinggi, sehingga dapat dipetakan sesuai dengan resikonya menjelang puncak Armuzna.

“Untuk pertama kalinya dibuka pelayanan poliklinik risiko tinggi di KKHI Makkah yang ditujukan untuk jamaah dengan penyakit jantung, hipertensi, paru, diabetes, dan jamaah risti lainnya,”katanya.

Dokter Muh panggilan akrabnya menuturkan, baik upaya yang dilakukan di KKHI Makkah maupun di KKHI Madinah, muaranya tidak lain adalah untuk mempersiapkan jamaah agar tetap berada pada kondisi kesehatan optimal dan dapat meminimalisir angka kematian pada mereka yang ditemukan memiliki kondisi penyakit yang cukup berat. Sehingga jamaah ini dapat direkomendasikan untuk di safari wukuf atau di badal hajikan.

“Hal ini merupakan salah satu inovasi untuk mencapai target atau misi mencapai angka kematian di bawah satu permil,” katanya.

Menjelang keberangkatan ke Arab Saudi, Budi mulai kampanyekan pesan-pesan kesehatan kepada jamaah haji. salah satunya minum jangan tunggu haus. Budi meminta semua petugas kesehatan haji yang sudah terpilih untuk menaikkan hashtag #JanganTungguHaus.

#TaglineMinumJanganTungguHaus menjadi kata yang terus diulang-ulang para petugas kesehatan saat berjumpa dengan jamaah atau sesama petugas. Selain petugas kesehatan yang menyampaikan #MinumJanganTungguHaus, petugas Kementerian Agama juga menyampaikan #MinumJanganTungguHaus.

Menjelang dua hari keberangkatan ke Tanah Suci, Budi menyampaikan, yang perlu dilakukan masyarakat khususnya media massa adalah bagaimana tertanam di dalam hati setiap jamaah, sehat selama menjalankan ibadah haji. Maka dari itu jamaah harus memiliki semangat, bahwa berangkat sehat, dan pulang juga harus dalam kondisi sehat.

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jamaah selama di Tanah Suci, menurutnya, adalah tidak beraktivitas berlebihan dan jangan menunggu haus baru minum. "Untuk memitigasi terhadap suhu ekstrem di Saudi memang sebaiknya kita coba mainkan hashtag #MinumJanganTungguHaus," kata Budi.

Sebelum Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) Budi Sylvana, mengumpulkan tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) di kloter untuk memantau 30 jamaah haji yang memiliki resiko tinggi (risti). Saat Armuzna  Budi membuat formasi bergerak secara bergelombang untuk mencari jamaah yang kelelahan di jalur jamarat melempar jumrah.

Pasca Armuzna, Budi meminta terus perkuat peran Health Promotion Team atau promosi kesehatan menyampaikan pesan-pesan spesifik kepada jamaah haji. Budi juga meminta timnya untuk menyebar di area Masjid Nabawi membawa kurma.

Dari ikhtiar inilah, angka kematian berhasil di turunkan di bawa satu per mil. Pada operasional haji tahun 2022 ini angka kematian terkunci di 89.

image