Setelah Lagu dan Novel, Film Mendung Tanpo Udan Siap Menghibur Masyarakat

Film Mendung Tanpo Udan siap menghibur pecinta film Indonesia. ... ...

Setelah Lagu dan Novel, Film Mendung Tanpo Udan Siap Menghibur Masyarakat
image

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Film Mendung Tanpo Udan siap menghibur pecinta film Indonesia. Proses shooting film sudah selesai dan paling lambat awal tahun 2024 mulai diputar di bioskop. Muhammad Hananto selaku produser menyampaikan pernyataan ini saat launching di The Rattan Sewon Bantul, Rabu (15/2/2023).

Proses shooting berlangsung selama 15 hari, dengan lokasi di Yogyakarta dibawah arahan sutradara baru Kris Budiman yang dipercaya oleh Nant Entertainment.

Advertisement

Proses produksi film ini melibatkan berbagai talenta di industri kreatif, mulai dari aktor dan aktris nasional, kreator konten, komedian/komika hingga talenta seniman asli Yogyakarta.

Aktor dan aktris nasional yang ambil bagian diantaranya, Erick Estrada sebagai Udan, Yunita Siregar sebagai Mendung, Marcel Darwin sebagai Will, Kery Astina sebagai Awan, Aulia Deas sebagai Petri, dan aktris senior Yati Pesek sebagai Mbak Retno. Serta sederet konten kreator dan seniman Ibu Kota.

Sedangkan seniman asli Yogyakarta yang terlibat, antara lain Bimacho, Migga Sadewa, Alit Jabang Bayi, Wijil, Popo Java, Gepeng Kesana-Kesini, Shaggydog hingga Kukuh Prasetya Kudamai selaku pencipta lagu Mendung Tanpo Udan. 

Selain menghabiskan seluruh proses shooting di Yogyakarta, film Mendung Tanpo Udan juga akan menggunakan Bahasa Jawa, sebagai bahasa utama.

Keputusan ini dipilih untuk memperkuat rasa dari film ini. Karena berangkat dari lagu Mendung Tanpo Udan yang berbahasa Jawa.

"Kami berharap film ini tidak sekedar menjadi hiburan, namun juga dapat memperkenalkan Yogyakarta lebih dalam ke masyarakat umum," jelas Muhammad Hananto.

Dengan genre drama komedi, Mendung Tanpo Udan dapat menjadi alternatif pilihan di tengah film bergenre horor yang mendominasi industri film tanah air dalam beberapa tahun terakhir.    

Sutradara Kris Budiman menjelaskan, film Mendung Tanpo Udan diadaptasi dari Novel karya Fairuzul Mumtaz. Novel dengan judul yang sama ini, ditulis berdasarkan lagu Mendung Tanpo Udan karya Kukuh Prasetya Kudamai. Lagu yang cukup hits ini, pernah dinyanyikan Deni Caknan dan Ndarboygank.

Sebelum popularitas lagu dan novel Mendung Tanpo Udan perlahan surut, Nant Entertainment berupaya kembali mengangkat popularitasnya melalui media film layar lebar, yang lebih mudah untuk dinikmati. Karena dapat diterima lewat mata sekaligus telinga.

Film Mendung Tanpo Udan bercerita tentang perjalanan Udan. Seorang pemuda yang meletakan tujuan hidupnya di persimpangan jalan. Antara harus mengejar idealismenya sebagai seorang musisi, atau menjalani hidup secara realistis dengan bekerja seperti orang pada umumnya.

Kegalauan Udan dalam menentukan jalannya ini, pada akhirnya berdampak pada retaknya hubungan dirinya dengan Mendung. Kekasih Udan yang memiliki cita-cita sebagai wanita karier, serta lebih memilih untuk menjalani hidup secara realistis. 

Kondisi ini membuat Udan harus berjuang. Tidak hanya membuktikan bahwa cita-citanya menjadi musisi dapat terwujud. Tetapi juga untuk memastikan Mendung tidak meninggalkan dirinya.

Dengan mengangkat tema keseharian yang banyak dihadapi masyarakat. Diharapkan film Mendung Tanpo Udan dapat menjadi cermin bagi masyarakat. Sekaligus memberikan solusi tanpa bersikap menggurui. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.