Sejarah, 3 Film Indonesia Diputar di Festival Film Cannes, Prancis, Begini Respon Nadiem Makarim

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim hadir di Cannes Film Festival guna mendukung tiga

Sejarah, 3 Film Indonesia Diputar di Festival Film Cannes, Prancis, Begini Respon Nadiem Makarim
image

JURNAL SOREANG- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim hadir di Cannes Film Festival guna mendukung tiga film Indonesia yang tayang perdana di festival film terbesar di dunia tersebut dan untuk merealisasikan dukungan pemerintah bagi pemajuan perfilman Indonesia.
 
“Tiga film Indonesia berhasil tayang di Cannes Film Festival adalah sebuah capaian yang luar biasa dan patut kita banggakan bersama. Film adalah jendela bagi dunia untuk melihat betapa kayanya Indonesia dalam hal seni budaya dan talenta,” ujar Mendikbudristek.
 
Adapun tiga film tersebut adalah Tiger Stripes, yang merupakan hasil ko-produksi internasional sineas Indonesia dengan sineas berbagai negara yang masuk kompetisi Semaine de la Critique;

Basri and Salma in a Never-Ending Comedy, yang merupakan satu-satunya film Asia yang masuk kategori film pendek dan film Indonesia pertama yang berpeluang mendapatkan penghargaan tertinggi Palme d’Or; serta A Distant Call yang akan dipresentasikan di Cannes Docs.
 
Dengan semangat Merdeka Berbudaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memfasilitasi kebebasan berekspresi para pelaku budaya melalui berbagai inisiatif.

Di bidang film, berbagai program disediakan agar tercipta ekosistem perfilman yang kuat dan semakin dikenal dunia.
 
“Tiga tahun belakangan ini, Kemendikbudristek berupaya memperkuat fondasi, yakni melalui pendidikan perfilman. Khususnya pendidikan non-formal. Misalnya, memberikan beasiswa kebudayaan non gelar, magang, lokakarya, dan laboratorium produksi film yang melibatkan pakar internasional,” jelas Mendikbudristek.

Baca Juga: Bangga! Film Karya Anak Bangsa Basri and Salma in a Never-ending Comedy Tembus Festival Film Perancis
 
Sementara pemantapan fondasi tersebut terus dilakukan, secara paralel Kemendikbudristek melakukan langkah terobosan lain dengan mendorong kolaborasi di tingkat dunia melalui transformasi pendanaan.
 
Dihadapan pelaku industri perfilman berbagai negara, Mendikbudristek mengumumkan komitmen pendanaan pemerintah Indonesia untuk film ko-produksi internasional.
 
“Harapannya, skema pendanaan _matching fund_ Dana Indonesiana ini dapat lebih mendorong semakin banyaknya film Indonesia mendapatkan rekognisi di festival internasional atau kesuksesan komersial di tingkat dunia,” jelas Mendikbudristek.


 
Menteri Nadiem juga berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang mencetuskan dan mendukung realisasi dana abadi kebudayaan. Dana abadi kebudayaan yang kemudian diluncurkan sebagai Dana Indonesiana pada Merdeka Belajar Episode Ke-18 merupakan sumber pendanaan dari skema matching fund ini.
 
“Di bawah payung Kampus Merdeka, skema _matching fund_ terbukti berhasil dalam mendukung terciptanya berbagai projek antara pendidikan tinggi dengan mitra. Sudah saatnya kita adaptasi transformasi pendanaan pemerintah ini di bidang kebudayaan,” kata Mendikbudristek.
 
“Pemerintah akan memadankan dukungan pendanaan institusi perfilman dunia untuk projek film yang melibatkan sineas Indonesia. Tidak ada batas maksimum selama dana masih tersedia. Yang penting, projek film tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari institusi yang kredibel dan ada dalam daftar kami,” lanjutnya.***