Review Film: Orphan First Kill

Review film: Orphan: First Kill tampak memang ditujukan hanya untuk membahas sosok Leena Klammer alias Esther.

Review Film: Orphan First Kill
Jakarta, CNN Indonesia --

Menyaksikan kisah prekuel macam Orphan: First Kill selalu menjadi pengalaman yang menarik bagi saya. Tak hanya bisa menuntun lebih mudah dalam memahami cerita, melainkan juga dapat menelisik lebih dalam mengenai karakter utama yang disorot.

Berbicara tentang Orphan: First Kill, publik tentu menaruh perhatian lebih pada karakter bernama Esther yang diperankan oleh Isabelle Fuhrman.

Lewat film pertama, Orphan (2009), Esther tidak hanya berhasil membunuh setiap korbannya. Ia juga berhasil 'membunuh' ekspektasi tiap pasang mata penonton agar kehadirannya bisa berujung sirna.

Meski memang telah tenggelam di adegan terakhir film Orphan (2009), baik secara harfiah maupun oleh sifat maniaknya sendiri, tak bisa dipungkiri Esther adalah psikopat gigih yang tak berhenti memperjuangkan eksistensi diri.

Begitu pula dalam Orphan: First Kill yang tayang secara luas pada Kamis (31/8) lalu. Kegigihan Esther itu masih menjadi sajian utama para penonton.

Namun kali ini, cerita akan membawa penonton lebih dalam kepada sosok perempuan dewasa bernama Leena Klammer. Ia adalah pasien rumah sakit jiwa Saarne Institute di Estonia.

Sejarah dan latar belakang Klammer dan kaitannya dengan sosok Esther yang sudah dikenal sebelumnya akan dikuliti habis-habisan dalam First Kill.

Film Orphan: First Kill (2022)Review film: Orphan: First Kill tampak memang ditujukan hanya untuk membahas sosok Leena Klammer alias Esther. (Paramount+ via IMDb)

Penulis naskah David Coggeshall mengajak penonton untuk mengenal bagaimana Leena "tumbuh" kerdil dan menjadi sosok anak kecil menyeramkan bernama Esther seperti yang dilihat pada versi 2009.

Sedari awal, Orphan First Kill tampak memang ditujukan untuk membahas sosok Leena Klammer alias Esther. Hal itu pun bukan jadi soal, apalagi teraplikasikan dengan sangat baik.

Selain itu, penonton diingatkan kembali akan kenangan penuh teror dari Esther pada awal-awal First Kill. Fokus dan pendalaman karakter Esther semestinya menjadi tawaran perjalanan yang memuaskan, terutama bagi penggemarnya.

Namun bagi saya pribadi sebagai penonton baru cerita ini, Orphan: First Kill terasa begitu menjemukan. Alur cerita yang disajikan pun kadung terlalu sederhana, keinginan Esther untuk membunuh orang di sekelilingnya.

Saya tak bisa membayangkan bagaimana ekspektasi penonton setia Esther yang sudah menanti selama belasan tahun. Selama kurang lebih 90 menit, saya yakin mereka akan mudah untuk menerka berjalannya cerita.

Lanjut ke sebelah...

Review Film: Orphan First Kill

BACA HALAMAN BERIKUTNYA