Pertamina: Kuota Solar-Pertalite Tak Cukup hingga Akhir Tahun

Pertamina mencatat, penyaluran Pertalite hingga bulan Agustus 2022 sudah mencapai 19,5 juta kilo liter, dari total kuota 23,05 juta kilo liter.

Pertamina: Kuota Solar-Pertalite Tak Cukup hingga Akhir Tahun
image

JAKARTA, KOMPAS.com - Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar tidak mencukupi hingga akhir tahun 2022.

Hal ini lantaran pulihnya ekonomi di tanah air, yang mendorong mobilitas masyarakat meningkat. Sehingga penggunaan BBM, utamanya dalam hal ini Pertalite dan Solar mengalami peningkatan untuk mendukung tingginya mobilitas tersebut.

“(Kuota Pertalite dan Solar) tidak cukup sampai akhir tahun (2022),” kata Irto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Baca juga: Sri Mulyani: Kuota Pertalite Habis September, Solar Habis Oktober

Konsumsi BBM subsidi

Pertamina mencatat, penyaluran Pertalite hingga bulan Agustus 2022 sudah mencapai 19,5 juta kilo liter, dari kuota 23,05 juta kilo liter. Artinya kuota BBM yang tersisa adalah 3,5 juta kilo liter.

Sementara itu, penyaluran solar hingga bulan Agustus 2022 sudah mencapai 11,4 juta kilo liter dari kuota yang diberikan ke Pertamina sebesar 14,9 juta kilo liter, atau tersisa 3,5 liter.

Jika jumlah rata-rata konsumsi BBM non subsidi masyarakat Indonesia per bulan adalah jumlah penyaluran pada Agustus 2022 dibagikan delapan bulan. Maka, untuk rata-rata konsumsi pertalite adalah 2,4 juta liter per bulan, dan Solar 1,4 juta kilo liter per bulan.

“(Rata-rata konsumsi per bulan) tinggal dibagi 8, tapi masih cukup kalau sampai September 2022,” ujar dia.

Baca juga: Cek Harga BBM Hari Ini, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, di SPBU Se-Indonesia

[embedded content]Farah Chaerunniza Presiden Jokowi mengatakan pemerintah masih mengkalkulasi rencana harga baru BBM bersubsidi.

Kenaikan harga BBM

Sebelumnya, pemerintah telah menebar sinyal kenaikan BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite. Namun, hingga saat ini hal tersebut belum direalisasikan. Di sisi lain, sebagai antisipasi, pemerintah mulai menyalurkan BLT BBM senilai Rp 600.000.

Pertamina juga di awal bulan ini telah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax Turbo (RON 98) Dexlite (CN 51) dan Pertamina Dex (CN 53). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat beralih ke BBM dengan nilai oktan tinggi.

“Ini sebagai upaya kami mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan produk-produk BBM Pertamina yang berkualitas dengan nilai angka oktan dan cetane yang tinggi, serta lebih ramah lingkungan,” ungkap Irto.

Baca juga: Sri Mulyani Wanti-wanti Kuota Subsidi Pertalite Habis September

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.