Pemilu Zimbabwe, Oposisi-Petahana Bersaing Ketat

BREAKINGNEWS.CO.ID – Presiden Zimbabwe saat ini, Emmerson Mnangagwa serta oposisi utamanya, Nelson Chamisa, sama-sama menyatakan bahwa mereka sangat percaya diri dapat memenangkan pemilihan umum (Pemilu) yang disebut oleh para pengawas berjalan sangat ketat.

Pemilu Zimbabwe, Oposisi-Petahana Bersaing Ketat

BREAKINGNEWS.CO.ID – Presiden Zimbabwe saat ini, Emmerson Mnangagwa serta oposisi utamanya, Nelson Chamisa, sama-sama menyatakan bahwa mereka sangat percaya diri dapat memenangkan pemilihan umum (Pemilu) yang disebut oleh para pengawas berjalan sangat ketat.

Dilansir Reuters pada Selasa (31/7/2018), Mnangagwa menuturkan dirinya menerima informasi "sangatlah positif" terkait pemungutan suara. Chamisa menuturkan sebelumnya bahwa oposisi Gerakan Perubahan Demkoratis "sangat sukses." Mnangagwa yang berusia 75 tahun dan Chamisa yang berusia 40 tahun merupakan dua pesaing utama dalam pemilihan umum yang berlangsung pada Senin (30/7), pertama kalinya setelah Robert Mugabe digulingkan lewat kudeta tidak berdarah November 2017 lalu.

Para diplomat Barat dan kelompok pengamat lokal mengatakan persaingan mereka terlalu ketat dan terlalu dini untuk menentukan siapa pemenangnya. Pemungutan suara diikuti 75 persen pemilih terdaftar. Komisi Pemilu Zimbabwe akan mengumumkan hasil resmi dalam waktu lima hari setelah pemilu meski gambaran hasilnya sudah dapat diketahui sebelum itu. Pemenang pemilu bakal dihadapkan pada tugas mengembalikan Zimbabwe kembali ke jalan yang benar setelah 37 tahun kepemimpinan Mugabe dinodai korupsi, kesalahan manajemen dan isolasi diplomatik yang mengakibatkan krisis.

Seperti diberitakan sebelumnya, seluruh warga Zimbabwe menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum (pemilu) perdana sejak penggulingan Robert Mugabe pada Senin (30/7). Pemilu ini diharapkan dapat membersihkan negara dari citra parah global (negara yang dianggap tersingkir dalam komunitas internasional) dan memicu pemulihan perekonomian.

Pemilu ini menghadapkan Presiden Emmerson Mnangagwa, sekutu lama Mugabe, dengan Nelson Chamisa, pengacara juga sekaligus pendeta yang mencoba untuk menjadi kepala pemerintahan termuda Zimbabwe. Survei menunjukkan Mnangagwa, mantan kepala intelijen yang mengambil kekuasaan usai Mugabe digulingkan lewat kudeta tidak berdarah November 2018, unggul tipis dari Chamisa. Apabila tidak ada kandidat yang memenangkan lebih dari separuh keseluruhan suara, pemilu putaran kedua digelar pada 8 September 2018 mendatang.

Dijuluki "buaya," hewan yang terkenal di kisah tradisional Zimbabwe sebagai sosok tersembunyi dan kejam, Mnangagwa bersumpah membangkitkan kembali perekonomian yang lesu, menarik investasi asing serta melakukan perbaikan terhadap perpecahan ras serta suku. "Orang-orang berkata, dan saya punya pandangan yang sama, bahwa sesuatu yang istimewa akan terjadi di Zimbabwe," kata Mnangagwa dalam kampanye terakhirnya di stadion nasional Harare.