Meriahkan Hari Film Nasional, Netflix Putar 5 Film Indonesia Lawas Terbaik

Makassartoday.com, Jakarta Selatan – Bertepatan dengan Hari Film Nasional 30 Maret, Netflix merilis beberapa film Indonesia lawas terbaik. Diantaranya ada 5 film dari sutradara Eros Djarot dengan “Tjoet Nja’ Dhien” [1986], dari Teddy Soeriaatmadja dengan “Banyu Biru” [2004], dari sutradara Riri Riza dengan “3 Hari Untuk Selamanya” [2007], dari sutradara Nan T Achnas dengan “The […]

Meriahkan Hari Film Nasional, Netflix Putar 5 Film Indonesia Lawas Terbaik

Makassartoday.com, Jakarta Selatan – Bertepatan dengan Hari Film Nasional 30 Maret, Netflix merilis beberapa film Indonesia lawas terbaik. Diantaranya ada 5 film dari sutradara Eros Djarot dengan “Tjoet Nja’ Dhien” [1986], dari Teddy Soeriaatmadja dengan “Banyu Biru” [2004], dari sutradara Riri Riza dengan “3 Hari Untuk Selamanya” [2007], dari sutradara Nan T Achnas dengan “The Photograph” [2007] dan dari sutradara Garin Nugroho dengan “Under the Tree” [2008].

Berikut sinopsis dari masing-masing film tersebut.

TJOET NJA DHIEN
Teuku Umar (Slamet Rahardjo) memimpin rakyat Aceh dalam memerangi penjajah Belanda. Teuku Umar didampingi istrinya, Tjoet Nja Dhien (Christine Hakim) dan putrinya, Tjoet Gambang (Hendra Yanuarti). Teuku Umar tewas tertembak oleh musuh. Tjoet Nja Dhien ganti jadi panglima perang. Setelah mengalami berbagai pertempuran dan pengkhianatan, tubuh Tjoet melemah dan akhirnya buta. Film ini ingin menegaskan bahwa kekuatan iman adalah segalanya.

BANYU BIRU
Adiknya meninggal di kolam renang rumahnya. Ibunya kemudian menyusul meninggal juga. Banyu (Tora Sudiro) merasa bahwa semua itu kesalahan ayahnya yang gila kerja. Ia lalu pergi dari rumah. Ayahnya tak menghalangi sama sekali. Sepuluh tahun kemudian, Banyu yang bekerja di sebuah hypermarket, dan merasa sangat bosan dengan masalah-masalah pekerjaan dan lingkungan kerjanya, terdorong untuk menemui kembali ayahnya dengan niat menyelesaikan soal masa lalu yang masih menggayutinya. Ia kunjungi kampung halaman. Dijumpai rumahnya sudah jadi bangunan tak terurus. Ketemu dengan Sula (Dian Sastrowadoyo), teman masa kecilnya yang mencintainya. Lalu ia mendapat alamat ayahnya dari pamannya yang sedang pesta kawin untuk kelima kalinya. Ketika ketemu ayahnya, semua dugaan tentang ayahnya ternyata keliru.

3 HARI UNTUK SELAMANYA
Sebuah film dengan jenis “road movie”. Yusuf (Nicholas Saputra) dan sepupunya Ambar (Adinia Wirasti) menghabiskan malam penuh keliaran sebelum paginya mereka pergi ke luar kota untuk menghadiri pernikahan saudara mereka. Karena ketinggalan pesawat, mereka lalu mengendarai mobil. Perjalanan menjadi tiga hari lamanya. Mereka tidak sadar bahwa tiga hari perjalanan itu akan berpengaruh pada kehidupan mereka selanjutnya. Mereka berdiskusi tentang agama, pernikahan dan seks.

Advertisement

Dok: Miles Films

THE PHOTOGRAPH
Sita (Shanty), penyanyi bar-karaoke, harus pindah dari rumah saudaranya, Rosi (Indy Barends) ke sebuah kamar sempit di loteng rumah milik tukang potret tua, Johan (Lim Kay Tong), untuk menghindar dari kejaran Suroso (Lukman Sardi), germo yang membawanya ke kota dan memerasnya terus-terusan. Sita harus merangkap jadi pelacur untuk membiayai anak dan neneknya yang sakit di desa. Tiap pagi Johan dengan sepeda tuanya membawa peti peralatan foto ke dekat pasar tempat ia membuka dagangannya. Sita bersedia jadi babu Johan, membantu mengerjakan apa saja. Dari celah di lantai papan kamarnya, ia sering mengintai gerak-gerik Johan di ruang bawah. Ia ingin tahu sebuah peti misterius di kolong meja sembayang Johan, yang ternyata berisi foto-foto masa lalu yang menyakitkan: tertabraknya anak istri Johan oleh kereta api ketika mereka mencegah kepergian Johan. Hubungan dingin Sita-Johan pelan-pelan menghangat. Johan berhasil mengusir Suroso, dan Sita menjadi asistennya.

UNDER THE TREE
Pada suatu ketika tahun 2008 di Bali. Tiga perempuan berbeda usia yang memiliki masalah sendiri-sendiri, menjalani kisahnya masing-masing.
Maharani (Marcella Zalianty), 27, anak pungut, mencari ibu kandungnya, yang menurut seorang peramal, adalah seorang penari. Sepanjang pencariannya, dia selalu jumpa dengan masalah ibu-anak, baik cinta, bunuh diri bersama-sama, bahkan perdagangan bayi.
Dewi (Ayu Laksmi), 40, wanita Bali yang sedang hamil. Dokter mengatakan bahwa bayi yang dikandungnya cacat dan hanya bisa hidup beberapa menit saja setelah lahir. Ia terombang-ambing antara aborsi atau melahirkannya, masalah inti keibuan.
Nian (Nadia Saphira), 19, adalah remaja yang ingin lepas dari bayangan ayahnya yang dipenjara karena korupsi. Kehilangan figur ayah, membuatnya lari ke Bali dan jumpa dengan Darma (Ikranagara), 60, dengan harapan bisa mengganti jadi tokoh ayahnya.
Ketiga tokoh itu tidak saling jumpa. Ini memang sebuah film dengan tiga cerita. Yang menyatukan hanyalah waktu dan tempat, yaitu Bali masa kini, dengan konteks sosial-politik-hukumnya.