Masih Dibayangi Virus Corona, IHSG Hanya Menguat Tipis

BREAKINGNEWS.CO. ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI)  ditutup menguat tipis seiring investor yang masih mengambil posisi "wait and see" terhadap penanganan wabah virus corona yang berasal dari China.

Masih Dibayangi Virus Corona, IHSG Hanya Menguat Tipis

BREAKINGNEWS.CO. ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI)  ditutup menguat tipis seiring investor yang masih mengambil posisi "wait and see" terhadap penanganan wabah virus corona yang berasal dari China.

Pada akhir perdagangan Rabu (29/1/2020),  indeks menguat 1,86 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.113,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 0,34 poin atau 0,03 persen menjadi 1.000,32.

Menurut Direktur Utama Foster Asset Management Andreas Yasakasih, sentimen wabah virus corona menjadi faktor yang membuat investor melakukan transaksi jangka pendek sehingga pergerakan IHSG cenderung mendatar. "Masalah virus corona masih menjadi perhatian investor, investor "wait and see", butuh konfirmasi mengenai penanganannya bagi yang telah terkontaminasi," ujarnya.

Andreas juga mengatakan, hal itu dikarenakan dampak wabah virus corona dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global, karena segala target yang dicanangkan dalam mendorong perekonomian dapat menjadi tidak berjalan sesuai harapan. "Pengaruh virus corona besar terhadap ekonomi global kalau tidak segera teratasi," ucapnya.

Di sisi lain, lanjut dia, pengaruh "Januari effect" di pasar saham juga sudah berakhir. "Januari effect" merupakan fenomena anomali pasar modal di mana harga-harga saham cenderung mengalami kenaikan pada dua pekan pertama di bulan Januari.

Investor, lanjut dia, saat fenomena itu akan mencermati sektor saham mana yang memiliki prospek positif pada tahun ini dan mulai melakukan aksi beli sehingga harga saham cenderung mengalami kenaikan. "January effect sudah berakhir. Masih belum ada katalis positif lainnya juga," ucapnya.

Saat ini, Andreas juga mengatakan investor sedang menanti pengumuman hasil ekonomi Indonesia untuk tahun 2019.

Sementara itu, tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI sebanyak 413.103 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 5,77 miliar lembar saham senilai Rp6,33 triliun. Sebanyak 198 saham naik, 210 saham menurun, dan 133 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa regional antara lain indeks Nikkei menguat 163,70 poin (0,71 persen) ke 23,379,40, indeks Hang Seng turun 789,00 poin (2,82 persen) ke 27.160,60, dan indeks Straits Times menguat 3,41 poin (0,11 persen) ke posisi 3.184,66.