Manoj Punjabi, dari Cinta Fitri Kini Masuk Daftar 50 Orang Terkaya RI

Manoj Punjabi, produser film dan sinetron ternama seperti Cinta Fitri, Ayat-ayat Cinta kini berharta Rp16 triliun dan masuk jajaran 50 orang terkaya RI.

Manoj Punjabi, dari Cinta Fitri Kini Masuk Daftar 50 Orang Terkaya RI
image
Jakarta, CNN Indonesia --

Daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes kedatangan wajah baru. Salah satunya, Manoj Punjabi.

Mengutip data Forbes, Manoj memiliki harta US$1,05 miliar per Desember 2022 kemarin. Kalau dirupiahkan dengan kurs Rp15.606 per dolar AS, nilai kekayaan Manoj Punjabi tersebut tembus Rp16,37 triliun.

Kekayaan itu membuatnya jadi orang terkaya ke-43 di Indonesia.

Lalu siapa sebenarnya Manoj Punjabi dan bagaimana dia bisa sekaya itu?

Mengutip berbagai sumber, Manoj merupakan pria keturunan India yang lahir di Jakarta pada 7 Desember 1972. Ia merupakan anak dari salah satu produser film terkenal Dhamoo Punjabi.

Latar belakang itulah yang kemudian ikut membentuk kesuksesannya hingga bisa jadi orang kaya seperti sekarang ini. Maklum, karena latar belakang keluarga yang bekerja di dunia film dan sinetron, sejak kecil ia sudah bermain dengan dunia itu.

Saat masih kecil, ia sudah belajar soal film dari perusahaan milik keluarganya, Parkit Film. Di situ, ia juga tahu bagaimana seluk beluk membuat film, mengeditnya.

Dari sanalah, kegemarannya pada dunia perfilman tumbuh. Karena itulah, selepas menamatkan pendidikannya di Gandhi Memorial School, ia berkeinginan menimba ilmu di bidang perfilman.

Sayang, saat itu keluarganya tak memberikan lampu hijau kepada Manoj. Dalih mereka, industri perfilman Indonesia sedang terpuruk.

Manoj pun tak bisa berbuat apa-apa. Ia akhirnya memutuskan untuk mengubur keinginannya mendalami dunia perfilman. Ia kemudian bekerja dan mendirikan usaha.

Ia pernah kerja di sebuah industri pulp and papper. Tapi, ia tak kerja lama di perusahaan itu karena 3 bulan kemudian dipecat. Ia kemudian mendirikan bisnis tekstil.

"Pada 1993, saya mulai kerja di bidang tekstil, pulp and papper, 3 bulan di sana tapi tidak sesuai," katanya seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com.

Hingga 1995, kesempatan baginya masuk ke industri perfilman datang lagi. Ia masuk di Multivision, perusahaan perfilman milik Raam Punjabi dan Gobind Punjabi yang tak lain adalah paman dari Manoj.

Di situ katanya, ia belajar soal industri perfilman. Tapi sayang, karena perbedaan pandangan, akhirnya pada 2001, Manoj kemudian keluar dari Multivision. Ia memilih jalan di industri perfilman sendiri. Bersama dengan ayahnya, ia mendirikan MD Entertainment.

Nama itu diambil dari singkatan Manoj dan Dhamoo. Saat mendirikan rumah produksi itu, ia mempunyai visi; mau membesarkan dan menjalankan perusahaan sendiri. Melalui rumah produksi ini, ia berhasil menelorkan sejumlah sinetron fenomenal.

Salah satunya, Cinta Fitri yang berhasil bertahan sampai dengan tujuh season. Selain Cinta Fitri, ada juga Bawang Merah dan Bawang Putih yang sukses menduduki rating tertinggi selama 30 minggu berturut-turut.

Kesuksesan sinetron ini semakin membuat MD Entertainment berkibar. Jumlah slot sinetron hasil produksi MD Entertainment yang pada awal kelahirannya hanya 1 jam per minggu, terus melesat jadi 55 jam per minggu. 

Tak hanya sukses dalam produksi sinetron, MD besutan Manoj juga berhasil melahirkan produksi beberapa film terkenal, seperti; Habibi & Ainun yang berhasil memberikan pendapatan kotor sampai dengan Rp101 miliar, Ayat-ayat Cinta yang berhasil menyumbang pendapatan Rp107 miliar, Surga yang Tak Dirindukan yang memberi sumbangan pendapatan Rp53 miliar dan KKN di Desa Penari.

Kesuksesan itu kemudian mendorong Manoj mendirikan PT Multi Dimensia Corpora yang membawahi MD Entertainment. MD Entertaniment berfokus pada hiburan televisi. Multi Dimensia Corpora juga membawahi MD Pictures yang berfokus pada layar lebar, MD Music serta MD Animation.

Ia kemudian membawa perusahaannya melantai di bursa pada 2018 lalu. Aksi korporasi yang dilakukannya membuat MD semakin berkibar. 

Pada kuartal III 2022, MD Pictures membukukan pendapatan lebih dari dua kali lipat menjadi US$24 juta atau setara Rp382 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sampai akhir tahun, Manoj berharap nilai itu bisa ditingkatkan jadi Rp500 miliar. Karena kinerja yang moncer, nilai saham MD pun terus melesat hingga empat kali lipat dalam setahun terakhir.

Diperkirakan, kapitalisasi pasar perusahaan besutan Manoj itu mencapai Rp23,3 triliun pada pertengahan November 2022. Manoj percaya ke depan industri perfilman dan MD akan semakin besar.

Hal itu ia sadari setelah memproduksi film Surga yang Tak Dirindukan pada 2015 lalu. 

"Setelah itu, saya merasa dan melihat film ini adalah industri yang sedang sun rise," katanya.

Perkiraan itu ia dasarkan pada besarnya potensi industri film di Indonesia. Dari sisi penonton saja misalnya, potensi itu bisa dilihat dari peningkatan jumlah.

Pada 2015 lalu, data yang dimilikinya, jumlah penonton film di Indonesia masih 18 juta orang. Tapi dalam waktu setahun, jumlah itu melesat hampir dua kali lipat jadi 32 juta dan pada 2017 jadi 42 juta.

"Benar-benar besar. Sekarang pertumbuhannya signifikan. Kepercayaan orang terhadap film Indonesia sangat positif," katanya. 

[Gambas:Video CNN]

(agt/dzu)