Liburan Keluarga Antidrama, Libatkan Anak Ambil Keputusan

Libur panjang menjadi momen berharga untuk keluarga. Sudah punya destinasi liburan akhir tahun, Bun? Libatkan anak dalam menyusun rencana liburan.

Liburan Keluarga Antidrama, Libatkan Anak Ambil Keputusan
image

Libur panjang menjadi momen berharga untuk keluarga. Sudah punya destinasi liburan akhir tahun, Bun? Libatkan anak dalam menyusun rencana liburan. Banyak nilai positif yang bisa diajarkan dari momen trip keluarga.

LIBURAN yang cermat atau smart travel seharusnya dapat dinikmati seluruh keluarga, termasuk anak. Sebelum berangkat, banyak persiapan yang perlu dipikirkan matang-matang. Menyusun agenda liburan bareng anak ternyata punya banyak manfaat, Moms!

Asah Skill Asertif dan Pengambilan Keputusan

Tentu, yang pertama dilakukan sebelum berlibur adalah menentukan destinasi tujuan. Ortu perlu melibatkan anak ke mana dia ingin berlibur. Dengan begitu, kemampuannya dalam mengambil keputusan akan meningkat. Termasuk membantu menguatkan kemampuan asertifnya.

Untuk anak usia TK-SD, ortu bisa memberikan beberapa pilihan tempat liburan. Sampaikan pula apa saja yang bisa anak dapatkan dari tempat tersebut. ’’Jika anak sudah remaja, ortu perlu mempertimbangkan pilihan mereka sendiri dan tanyakan dulu alasannya,’’ tutur Niken Woro Indriastuti MPsi Psikolog.

Apabila sesuai bujet dan aman untuk keluarga, ortu bisa mempertimbangkan untuk mengikuti saran anak. Hal itu juga bisa membangun kepercayaan diri anak karena pendapatnya didengar dan dihargai.

Kerja Sama dan Sikap Taat Aturan

Jika destinasi sudah ditentukan, saatnya ortu berdiskusi dengan anak terkait rules selama berlibur. Sampaikan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di tempat tujuan atau saat di perjalanan beserta konsekuensinya. Tujuannya, menghindari kejadian nangis, rewel, atau tantrum pada balita dan menjaga keselamatan di lokasi tujuan.

’’Bangun kerja sama anak dari sekarang berkaitan dengan perilaku yang ingin dibentuk, misal bilang kalau lapar atau mau pipis/pupup, tetap tenang selama di perjalanan,’’ jelas Niken. Terlebih jika bepergian dengan menggunakan kendaraan umum. Rules yang dibuat dan disepakati bersama itu juga bisa melatih anak untuk taat aturan dan membangun kerja sama yang baik.

Melatih Kemandirian

Berkaitan dengan packing, sebaiknya minta anak untuk menyiapkan sendiri barang-barangnya.

’’Untuk anak usia TK-SD dapat dibantu dengan membuat list barang yang dibawa dan meminta mereka menyiapkannya,’’ kata psikolog klinis itu. Ortu bisa membantu memasukkan ke koper atau tas supaya tidak ada barang yang tertinggal.

Pada remaja, ortu bisa menjelaskan tujuan perjalanan dan aktivitas yang akan dilakukan. ’’Misalnya, ’Kak, kita besok pergi ke Taman Safari selama 3 hari 2 malam, nginep di hotel A, lalu safari night. Kayaknya butuh baju lengan panjang biar nggak digigit nyamuk. Siangnya kita ke kebun teh, bawa kacamata hitam kali ya biar nggak panas. Menurut Kakak gimana? jelasnya memberi contoh.

Manajemen Diri dan Waktu

Agar liburan lebih tertata, tidak masalah untuk menyusun rencana kegiatan atau itinerary. Menurut Niken, banyak nilai positif dari menyusun itinerary bersama anak. Di antaranya, anak akan belajar manajemen diri dan waktu yang baik.

’’Mereka juga belajar mengelola emosi ketika jadwal yang disusun tidak berjalan sesuai rencana. Termasuk kesadaran bahwa terkadang tidak semua hal bisa berjalan semestinya,’’ ungkap psikolog di Klik Psikolog, Depok, itu.

Ortu juga perlu tetap tenang ketika sesuatu tidak terjadi sesuai harapannya. Fleksibel beradaptasi. Apabila ortu terbawa emosi, itu akan memengaruhi perilaku anak dan membuat perjalanan menjadi tidak nyaman.