La Nyalla Terpanggil Mengawal Inpres Percepatan Pembangunan Sepak bola

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Ada dorongan besar dari para voters dari sejumlah daerah yang membuat La Nyalla Mattalitti kembali mencalonkan diri merebut kursi panas Ketua Umum PSSI. Ketua DPD RI itu  ingin memastikan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2019 yang terbit Januari lalu, tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional berjalan dengan baik.

La Nyalla Terpanggil Mengawal Inpres Percepatan Pembangunan Sepak bola

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Ada dorongan besar dari para voters dari sejumlah daerah yang membuat La Nyalla Mattalitti kembali mencalonkan diri merebut kursi panas Ketua Umum PSSI. Ketua DPD RI itu  ingin memastikan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2019 yang terbit Januari lalu, tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional berjalan dengan baik.

"Niat saya masuk di PSSI itu ingin mengawal Inpres nomor 3 tahun 2019. Sudah keluar sejak Januari 2019 namun tidak berjalan baik karena tidak dikawal," kata La Nyalla dalam wawancara dengan LKBN Antara, di Senayan, Rabu, 16 Oktober 2019.

Menurut La Nyalla Inpres itu sangat strategis untuk sepak bola nasional. Namun ia melihat tidak ada pihak yang mengawalnya, sehingga belum berjalan dengan baik. Kini sebagai Ketua DPD RI, La Nyalla yakin bisa ikut mengawal Inpres tersebut agar berjalan dengan baik.

La Nyalla menyatakan jika DPD RI bisa bekerja sama dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan BUMN. Hal itu bisa ditransformasikan kepada anggota DPD RI sebanyak 136 orang di 34 Provinsi di seluruh Indonesia.

"Kalau 136 anggota DPD RI ikut mengawal maka sepak bola Indonesia akan maju. Salah satu tugas DPD RI adalah membangun daerah, termasuk sepak bola di daerah," ujarnya.

La Nyalla juga menegaskan apabila dirinya menjadi Ketua Umum PSSI, tidak akan mengganggu kinerjanya sebagai Ketua DPD RI. Bahkan Senator asal Jatim itu menilai organisasi PSSI akan semakin maju karena ada peran DPD RI dalam mengawal Inpres 3/2019.

"Pencalonan saya sebagai calon ketua umum PSSI tidak akan mengganggu kerja saya di DPD RI, karena kami kolektif kolegial, siapa memimpin siapa. Kami saling kerja sama yang baik, antara pimpinan DPD dengan anggota DPD, bisa membaur," ujarnya. Di PSSI pun hal sama berlaku, yakni kepemimpinan kolektif kolegial.

La Nyalla menilai jika keterlibatan anggota DPD RI dalam percepatan pembangunan sepak bola nasional bisa dilakukan dengan membantu mencari pembiayaan bagi perkembangan sepak bola di daerah-daerah.

"Kalau pejabat negara (anggota DPD RI) meminta dibantu kepada kepala daerah untuk pembiayaan sepak bola, masa tidak dibantu. Namun siapapun, Ketua PSSI, harus kerja sama dengan DPD RI agar maju," katanya. La Nyalla menegaskan bahwa dirinya maju dalam bursa calon ketua umum PSSI hanya bertujuan memperbaiki organisasi tersebut.

Dia berharap para pemilik suara tidak "membeli kucing dalam karung" sehingga harus tahu visi-misi calon kedepan, memilih bukan karena terpaksa dan tertekan.

"Saya tidak pernah daftar PSSI namun kehendak dari voters yang mendaftarkan, lalu saya diminta tandatangan, alhamdulillah lolos. Saya sebenarnya masih Ketum PSSI karena belum pernah dicopot dalam Kongres PSSI, itu sebenarnya melanggar namun saya tidak mau mempermasalahkan," katanya.