Kim Kembali ke Korut, Perundingan dengan AS Gagal

BREAKINGNEWS.CO.ID - Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, pada Sabtu (2/3/2019) mengakhiri kunjungannya ke Vietnam. Kim, kembali ke negaranya usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang berakhir tanpa hasil.

Kim Kembali ke Korut, Perundingan dengan AS Gagal

BREAKINGNEWS.CO.ID - Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, pada Sabtu (2/3/2019) mengakhiri kunjungannya ke Vietnam. Kim, kembali ke negaranya usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang berakhir tanpa hasil.

Kim Jong-un kembali ke negaranya dengan menempuh perjalanan darat menggunakan kereta lapis baja dari Stasiun Dong Dang, Vietnam. Perjalanannya akan kembali melintasi Cina hingga Ibu Kota Pyongyang. Sebelum pulang, Kim Jong-un menyempatkan diri mengunjungi monumen Perang Vietnam dan berziarah makam pahlawan nasional Ho Chi Minh, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (2/3). Di sana dia meletakkan karangan bunga dan memberikan penghormatan.

Pada Jumat (1/3), dia juga bertemu dengan Presiden Vietnam, Nguyen Phu Trong. Perundingan soal denuklirisasi dan pencabutan sanksi antara Amerika Serikat dan Korea Utara tidak berhasil tercapai pada Kamis (28/2) lalu. Trump mengklaim Korut tidak bersedia memenuhi permintaan mereka untuk menutup sejumlah fasilitas pengayaan uranium serta pengujian dan penyimpanan hulu ledak nuklir.

Menurut Trump, Korut meminta AS mencabut seluruh sanksi dan bersedia melucuti sejumlah fasilitas pengayaan uranium, salah satunya Yongbyon, dan penyimpanan nuklir sebagai gantinya. Walaupun demikian, Korut membantah pernyataan Trump. Mereka menyatakan hanya meminta pencabutan sebagian sanksi ekonomi.

Hingga saat ini belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya selepas pertemuan kedua antara Trump dan Kim tidak berhasil menghasilkan kesepakatan. Apakah mereka akan kembali menggelar pertemuan atau meminta para pakar untuk merumuskan kesepakatan supaya menjadi jalan keluar yang saling menguntungkan. Di sisi lain, ada kekhawatiran Trump yang masa jabatannya akan berakhir tahun depan tidak tertarik lagi atas masalah itu. Apalagi dia juga disibukkan dengan skandal politik dalam negeri.

Apabila Trump tidak terpilih kembali, komitmen presiden AS selanjutnya untuk mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea masih dipertanyakan. Padahal, salah satu hal yang ditunggu-tunggu dari pertemuan itu tidak hanya perkembangan proses denuklirisasi dan pencabutan sanksi adalah perdamaian Semenanjung Korea, yang seharusnya ditandai dengan penandatanganan perjanjian damai Perang Korea. Tetapi, nampaknya hal itu masih sangat jauh dari harapan.