Kembali Geruduk KPK, SRP2H Minta Penyidik Profesional tak Disingkirkan

BREAKINGNEWS.CO.ID - Ratusan massa yang tergabung dalam Suara Rakyat Peduli Penegakan Hukum (SRP2H) mengepung Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019). Massa terlihat membakar ban bekas di tengah jalan sembari membentangkan spanduk besar di antaranya bertuliskan  "Kembalikan Marwah KPK", "KPK Semakin Kronis, Jangan Jadikan KPK sebagai Kerajaan ! Agus Rahardjo Cs Jangan…

Kembali Geruduk KPK, SRP2H Minta Penyidik Profesional tak Disingkirkan

BREAKINGNEWS.CO.ID - Ratusan massa yang tergabung dalam Suara Rakyat Peduli Penegakan Hukum (SRP2H) mengepung Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).

Massa terlihat membakar ban bekas di tengah jalan sembari membentangkan spanduk besar di antaranya bertuliskan  "Kembalikan Marwah KPK", "KPK Semakin Kronis, Jangan Jadikan KPK sebagai Kerajaan ! Agus Rahardjo Cs Jangan Mau Di Setir Wadah Pegawai KPK", "Cuma iblis yang ingin kuasai KPK !! Awas Banyak Penyidik Dadakan Berserigala Berbulu Domba. Save KPK kembalikan marwah KPK" dan "Awas Banyak Iblis Ingin Kuasai KPK !! Rakyat Minta Agus Rahardjo Cs Singkirkan Internal KPK yang Ingin Kuasai KPK Bak Kerajaan"

Pada kesempatan ini, SRP2H mendesak lembaga antirasuah tersebut untuk tidak berpolitik praktis dan bersikap netral. Hal ini dipertegas karena diduga penyidik senior KPK Novel Baswedan berafiliasi dengan Partai Gerindra.

"Kami ingin mengedepankan marwah pemberantasan korupsi secara konsisten. Kami siap menjadi garda terdepan, untuk menyelamatkan KPK dari pengaruh pihak tertentu," kata Koordinator SRP2H, Gardi di depan Gedung KPK RI.

Selain itu, SRP2H juga menyesalkan adanya oknum KPK yang ingin menyingkirkan sosok penyidik yang profesional dari Komisi Pemburu Koruptor. Padahal sang penyidik sudah bekerja sesuai koridor dalam mengembalikan marwah lembaga tersebut.

Bahkan keberhasilan yang diraih KPK tidak terlepas dari kontribusi para penyelidik dan penyidik sumber Polri (yang sah menurut KUHAP dan UU-KPK), dan telah menjadi pioner dan pendahulu yang mengawal dan membantu membesarkan KPK dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.

Gardi pun kembali menekankan bahwa pimpinan KPK tak meninggalkan warisan buruk dengan menafikan dan mengubah sejarah keterlibatan, dedikasi, dan kontribusi positif Penyelidik dan Penyidik (asal/eks) Polri demi kebesaran dan keberhasilan KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

"Janganlah menghalalkan segala cara hanya untuk menguasai lembaga KPK, KPK bukan milik kalian, tapi milik rakyat. Ini KPK rasa politik," cetusnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, SRP2H juga berorasi di depan gedung KPK. Dalam orasinya, mereka ingin KPK tetap mengedepankan marwah pemberantasan korupsi secara konsisten.

"KPK sedang sakaratul maut, ada serigala berbulu domba. Sehingga ada oknum internal yang ingin menguasai KPK dan terkesan ingin menjadikan KPK sebagai kerajaan," ungkap Koordinator aksi Gadri, Kamis (2/5/2019).

Lebih lanjut, Gadri menyesalkan adanya oknum KPK yang ingin menyingkirkan sosok pemimpin yang profesional mengembalikan marwah KPK itu dari Komisi Pemburu Koruptor. Menurutnya,  keberhasilan yang diraih KPK tidak terlepas dari kontribusi para penyelidik dan penyidik sumber Polri (yang sah menurut KUHAP dan UU-KPK), dan telah menjadi pioner dan pendahulu yang mengawal dan membantu membesarkan KPK dalam upaya memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.

"Sejarah mencatat pula bahwa para penyelidik dan penyidik sumber Polri sudah banyak mendedikasikan dirinya dan memberikan kontribusi positif serta mengangkat nama baik dan nama besar KPK," sebut Gadri.