Judi Online Masih Marak, Satgas Anti Mafia Bola Belum Bisa Sentuh

BREAKINGNEWS.CO.ID - Seteleh kembali diaktifkan beberapa minggu lalu, Satgas Anti Mafia Bola, kembali ditunggu kiprahnya. Satgas yang dibentuk Mabes Polri tersebut ditujukan untuk memberantas perjudian, pengaturan skor dan suap menyuap dan kegiatan melawan hukum lainnya di ranah sepak bola Indonesia.

Judi Online Masih Marak, Satgas Anti Mafia Bola Belum Bisa Sentuh

BREAKINGNEWS.CO.ID - Seteleh kembali diaktifkan beberapa minggu lalu, Satgas Anti Mafia Bola, kembali ditunggu kiprahnya. Satgas yang dibentuk Mabes Polri tersebut ditujukan untuk memberantas perjudian, pengaturan skor dan suap menyuap dan kegiatan melawan hukum lainnya di ranah sepak bola Indonesia.

Sejak bertugas tahun lalu, sudah ada beberapa oknum pengurus PSSI, termasuk anggota Komite Eksekutif PSSI yang ditangkap bahkan sudah diadili karena kerja keras Satgas ini. Namun rasanya tugas mereka belum tuntas 100 persen.

Terbukti, hingga kini masih ada indikasi pelanggaran hukum bahkan suap menyuap yang mengiringi kompetisi sepak bola nasional. Bahkan terakhir, ada indikasi kegiatan melawan hukum dalam seleksi timnas U-20 yang dipersiapkan untuk Piala Dunia U-21 tahun depan.

Kali ini Satgas seperti diberi nyawa baru lagi dengan hadirnya  Ketua Satgas Anti Mafia Bola Brigjen Hendro Pandowo. Pada Selasa (18/2/2020), Satgas juga telah menerima audiensi Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta.

Ada sejumlah apresiasi dari Sesmenpora yang menyambut baik dengan kelanjutan Satgas Anti Mafia Bola Jilid 3. Prinsipanya pihak Kemenpora melihat adanya  dampak positif terhadap Kompetisi Sepak Bola di Indonesia.

“Saya berharap tim Satgas Anti Mafia Bola Jilid 3 lebih serius jangan out of the box, tidak hanya semata-mata proses penyidikan dan penangkapan. Tapi bisa memberikan edukasi kepada publik dan klub,” ujar Gatot S. Dewa Broto di Polda Metro Jaya, Selasa (18/2/2020).

Entah apa maksud dari out of the box yang dikemukakan oleh Sesmenpora. Namun mereka berharap adanya sebuah terobosan baru dalam menangani kasus ini, sehingga bisa menyelesaikan permasalahan secara tuntas. Pasalnya Satgas sebelumnya, jilid 1 dan 2 dinilai belum mampu menuntaskan berbagai kegiatan melawan hukum di sepak bola nasional.

Masih adanya indikasi keterkaitan pengaturan skor dengan mafia perjudian yang hingga kini belum bisa terungkap adalah salah satunya. Oleh karena itu Satgas Anti Mafia Bola diharapkan dapat mengungkap persekongkolan antara bandar judi dengan wasit dan para pemain sepak bola di Indonesia.

Ditengarai  perputaran judi di Liga 1 sebesar USD 10 juta/perandingan. Bahkan perjudian via online yang sedemikian canggih dengan melibatkan alat-alat digital dan online masih ada dan nyata. Judi online, terutama sepak bola saat ini bisa masih diakses oleh banyak pihak. Bahkan jejaring mereka menggunakan nomor rekening atau akun bank lokal yang sebenarnya bisa dilacak oleh Polisi. Sayang, hingga kini belum ada penyelidikan lebih lanjut dengan sejumlah temuan tersebut.

Website seperti https://tiktokbet.org/bandar-judi-bola-liga-indonesia/,   yang menyediakan ruang chatting dalam bahasa Indonesia dengan nomor Whatsapp nomor lokal adalah bukti, jika bandar judi online lokal Indonesia itu ada dan tetap eksis bergerak meski Satgas ini sudah diaktifkan lagi. Para bandar seperti tak takut atau risau dengan kehadian satgas ini. 

“Namanya pengaturan skor belum aman di Indonesia, makanya tim Satgas Anti Mafia Bola masih perlu dipertahankan,” terangnya.

Sejarah panjang penanggulangan pemberantasan mafia bola, Sesmenpora telah masuk ke Tim 9 yang mengusut pengaturan skor, misalnya pada pertandingam AFF 2010 ketika Indonesia diambang kemenangan. Kala itu sempat ada indikasi jika ada salah satu atau dua pemain timnas yang menginap di Hotel Golden Horses, Kuala Lumpur, dicurigai terlibat. Namun dugaan itu seperti hilang ditelan angin dan tidak ada penyelidikan tentang kasus itu.  

Masyarakat sejak lama  berharap besar atas kemajuan persepakbolaan Indonesia atas kinerja tim Satgas Anti Mafia Bola, karena sepak bola olahraga paling disukai dan digemari oleh masyarakat. Namun jika kinerja tim itu masih belum menyentuh perjudian online yang menggurita di Indonesia, sulit untuk mengatakan Satgas ini sudah berhasil dalam tugasnya.

Satgas mungkin akan dinilai berhasil dalam tugasnya jika mampu mengungkap jejaring mafia judi bola yang lama bergentayangan di Indonesia. Bahkan yang juga terus menggerayangi para pemain timnas. Publik kini menunggu aksi Satgas kali ini dengan harapan besar agar bisa menuntaskan mafia perjudian di sepak bola Indonesia.