Jokowi Unggul, BKS: Tidak Perlu Jemawa

BREAKINGNEWS.CO.ID - Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub RI) yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Masyarakat Cinta Masjid (MCM) Indonesia, Budi Karya Sumadi, buka suara terkait hasil pemilihan presiden 2019.

Jokowi Unggul, BKS: Tidak Perlu Jemawa

BREAKINGNEWS.CO.ID - Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub RI) yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina Masyarakat Cinta Masjid (MCM) Indonesia, Budi Karya Sumadi, buka suara terkait hasil pemilihan presiden 2019.

Diakui dirinya bahwa ada permintaan untuk melakukan rekonsiliasi, dikarenakan tidak ingin jemawa terkait keunggulan sementara. "Benar bahwa kita diminta untuk melakukan rekonsiliasi. Artinya kita tidak perlu jemawa. Kita melakukan suatu persuasi. Agar ke depan kita bicara tentang Indonesia yang satu. Indonesia yang kita harapkan bisa memberikan kehidupan bagi orang banyak," ujar Budi Karya Sumardi dalam acara doa dan syukuran terlaksananya pemilu 2019 damai di MCM Center, jalan Widya Candra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (28/4/2019).

Di hadapan anggota MCM, Budi Karya Sumardi menyebut perjuangan mengawal Pemilu 2019 belum selesai. Dia kemudian menceritakan alasannya "ngotot" untuk membantu kemenangan pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma"ruf Amin. "Istri saya suka nanya, kamu kok ngotot banget sih memperjuangkan ini? Saya bilang, ini adalah suatu momen di mana Indonesia digoda oleh suatu paham yang bisa meruntuhkan Pancasila. Kita dirong-rong oleh cara-cara yang yang tidak adil, sangat membuat moral-moral bangsa ini banyak yang runtuh. Oleh karena itu kita memang memberikan dukungan kepada Jokowi-Amin dalam rangka mengamankan bahwa apa-apa yang menjadi hal-hal keragaman Pancasila dan sebagainya itu berjalan dengan baik," tuturnya.

Tidak lupa dirinya juga berpesan kepada seluruh relawan MCM untuk kreatif dalam kegiataan perekonomian. Apalagi pemerintah saat ini memiliki program-program yang membantu perekonomian rakyat. "Kita harus kreatif pada kegiatan-kegiatan perekonomian. OJK punya program, BI punya program, kementerian keuangan punya program, Menteri Keuangan juga punya program yang ditujukan untuk pinjaman ibu-ibu. Memang jumlahnya tidak banyak hanya 2 juta rupiah, atau yang paling banyak 8 juta rupiah, dan mereka begitu sangat antusias karena memang itu menghidupi umat," jelasnya.