Imbas 737 MAX 8 Terjatuh, Senat AS Panggil Boeing

BREAKINGNEWS.CO.ID – Senat Amerika Serikat (AS) menyatakan akan menyelenggarakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Penerbangan AS (FAA), terkait meluasnya larangan operasional Boeing jenis 737 MAX 8. Hal tersebut dilakukan karena sejumlah anggota Dewan Perwakilan mendesak agar FAA segera mengistirahatkan sementara burung besi tipe itu, terkait dengan kecelakaan maut di Indonesia dan Ethiopia.

Imbas 737 MAX 8 Terjatuh, Senat AS Panggil Boeing

BREAKINGNEWS.CO.ID – Senat Amerika Serikat (AS) menyatakan akan menyelenggarakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Penerbangan AS (FAA), terkait meluasnya larangan operasional Boeing jenis 737 MAX 8. Hal tersebut dilakukan karena sejumlah anggota Dewan Perwakilan mendesak agar FAA segera mengistirahatkan sementara burung besi tipe itu, terkait dengan kecelakaan maut di Indonesia dan Ethiopia.

"Di luar kekhawatiran masyarakat luas untuk terbang, FAA harus mengistirahatkan 737 MAX 8 sampai kita tahu penyebab kecelakaan yang terjadi belakangan ini dan bisa memastikan pesawat itu layak terbang," cuit Senator dari Partai Republik, Mitt Romney, seperti dilansir Reuters, Rabu (13/3).

Senator Elizabeth Warren dari Partai Demokrat juga menyatakan hal yang serupa dengan Romney. Dia menyatakan FAA harus segera melarang sementara penggunaan 737 MAX 8 di AS hingga tingkat keselamatannya terjamin. Dua sahabatnya, Richard Blumenthal dan Dianne Fenstein, juga menyarankan hal yang sama.

Dua senator asal Partai Republik, Roger Wicker yang menjadi anggota Komite Perdagangan dan rekannya, Ted Cruz, yang menjadi anggota sub-komite penerbangan dan antariksa, juga sudah mengajukan permintaan untuk digelar rapat dengar pendapat terkait Boeing 737 MAX 8. "Sebaiknya mengistirahatkan 737 MAX sampai FAA bisa menjamin keamanan pesawat itu dan seluruh penumpang. Rapat dengar pendapat perlu dilakukan untuk menyelidiki dan menentukan penyebab kecelakaan, serta memastikan industri penerbangan AS tetap sebagai yang paling aman di dunia," ujar Cruz.

Kekhawatiran juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Penumpang Pesawat AS, Sara Nelson. Dia meminta FAA segera mengistirahatkan sementara Boeing 737 MAX 8 agar para calon penumpang tidak khawatir ketika bepergian menggunakan pesawat. "Ini soal kepercayaan masyarakat terhadap keamanan penerbangan," kata Nelson.

Presiden AS, Donald Trump, juga turut mengomentari soal kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang digunakan oleh maskapai Ethiopian Airlines pada 10 Maret lalu. Menurut dia, pesawat dalam dunia penerbangan komersil saat ini sudah sangat canggih dan rumit, tetapi justru membahayakan. "Pesawat menjadi terlalu rumit untuk diterbangkan. Pilot tidak lagi diperlukan, melainkan ilmuwan komputer dari MIT," cuit Trump melalui akun Twitter.

Gelombang larangan terbang terhadap Boeing 737 MAX semakin luas. Negara-negara yang melarang adalah Australia, India, Fiji Oman, Singapura, Cina, Malaysia, Inggris, Indonesia, Ethiopia, Jerman, Prancis, Bermuda, Swiss, Uni Eropa, Kuwait, Selandia Baru, Korea Selatan, Turki, dan Uni Emirat Arab. Larangan ini dikeluarkan setelah dua penerbangan yang menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8 mengalami kecelakaan mematikan dalam kurun waktu kurang dari lima bulan.

Kecelakaan terbaru terjadi di pada Minggu (10/3) lalu, ketika pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, menewaskan 157 orang di dalamnya. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya Oktober 2018 lalu, pesawat jenis sama yang digunakan dalam penerbangan Lion Air JT610 jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 penumpang dan awak yang dibawa.

Amerika Serikat dan Kanada memastikan bahwa mereka tak akan melarang penggunaan Boeing 737 MAX 8. AS sendiri sudah menyatakan bahwa pesawat Boeing 737 MAX 8 layak terbang. Akan tetapi, AS meminta Boeing untuk memodifikasi pesawat jenis tersebut.