IHSG Merangkak Naik, Rupiah Loyo

BREAKINGNEWS.CO.ID -   Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bergerak naik hampir menyentuh level psikologis 5.000. Sayangnya, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis (4/6/2020) ini, justru bergerak turun dan melemah 10 poin dibanding hari sebelumnya yang ditutup di harga Rp14.105 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.095 per dolar AS.

IHSG Merangkak Naik, Rupiah Loyo

BREAKINGNEWS.CO.ID -   Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bergerak naik hampir menyentuh level psikologis 5.000. Sayangnya, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis (4/6/2020) ini, justru bergerak turun dan melemah 10 poin dibanding hari sebelumnya yang ditutup di harga Rp14.105 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.095 per dolar AS.

Pada awal perdagangan.  IHSG menguat 33,2 poin atau 0,67 persen ke posisi 4.974,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 6,2 poin atau 0,8 persen menjadi 776,86.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Kamis, mengatakan IHSG diperkirakan berpeluang kembali menguat pada perdagangan hari ini seiring dengan dukungan katalis positif bagi pasar.

"Penguatan saham AS pada perdagangan Rabu yang diperkirakan bisa mendorong saham regional Asia kembali ke zona hijau, diharapkan dapat berimbas positif bagi saham di BEI," ujar Alfiansyah seperti dikutip laman Antaranews.com.

Selain itu, potensi rupiah yang bisa kembali apresiasi terhadap dolar AS, juga bisa menjadi katalis positif bagi pasar saham domestik.

Dari eksternal, Presiden AS Donald Trump mengatakan telah memerintahkan ribuan tentara bersenjata lengkap, personel militer, dan petugas penegak hukum untuk mengamankan demo anti-rasisme di sejumlah kota besar AS.

Penyataan Trump terbilang cukup serius agar demo kematian George Floyd yang dilakukan warga AS segera berakhir. Trump mengambil tindakan cepat dan tegas untuk melindungi ibu kota.

Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia menambah anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat COVID-19 menjadi Rp677,2 triliun dari sebelumnya sebesar Rp641,7 triliun.

Penambahan anggaran tersebut akan didistribusikan untuk biaya penanganan COVID-19 seperti insentif untuk tenaga kesehatan, santunan kematian, bantuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa.

Di pihak lain, Bank Dunia menilai stimulus yang digelontorkan pemerintah dalam penanganan COVID-19, tidak akan membantu meningkatkan daya beli masyarakat miskin. Dampak dari pandemi diperkirakan jumlah masyarakat miskin di Indonesia bisa meningkat sekitar 5,6 juta orang hingga 9,6 juta orang atau meningkat 2,1 persen hingga 3,6 persen.

Sementara, besaran stimulus pemerintah dalam penanganan COVID-19 saat ini yang dikhususkan untuk menjaga daya beli masyarakat, tidak akan mampu dalam mengatasi masyarakat miskin di Indonesia.

Bursa saham regional pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 17,25 poin atau 0,08 persen ke 22.631,01, Indeks Hang Seng turun 43,74 poin atau 0,18 persen menjadi 24.281,88, dan Indeks Straits Times menguat 9,38 poin atau 0,35 persen ke 2.709,77.