Harga Minyak Naik Setelah Persedian Milik AS Turun

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Harga minyak mencapai level tertinggi selama tiga bulan dalam perdagangan tipis pra-Natal pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB), didukung oleh berita hari sebelumnya bahwa persediaan minyak mentah AS menurun dan seiring ketegangan perdagangan AS-China terus mereda.

Harga Minyak Naik Setelah Persedian Milik AS Turun

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Harga minyak mencapai level tertinggi selama tiga bulan dalam perdagangan tipis pra-Natal pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB), didukung oleh berita hari sebelumnya bahwa persediaan minyak mentah AS menurun dan seiring ketegangan perdagangan AS-China terus mereda.

Laman Antaranews.com Jumat (20/12/2019)  mencatat, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari naik 37 sen menjadi ditutup pada 66,54 dolar per barel, menguat hari keenam berturut-turut. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari berakhir naik 29 sen menjadi 61,22 dolar AS per barel.

Volume perdagangan tipis, dengan minyak menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Harga didukung oleh keputusan AS untuk membatalkan rencana mengenakan tarif tambahan pada impor produk China pada 15 Desember dan kesepakatan Fase 1 antara Washington dan China, yang telah meredakan ketegangan perdagangan.

Kesepakatan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia telah meningkatkan prospek ekonomi global, mengangkat prospek untuk permintaan energi yang lebih tinggi tahun depan dan menopang harga minyak.

"Pasar senang dengan pembatalan tarif (15 Desember) dan gencatan senjata perdagangan, untuk saat ini," kata Bill Baruch, presiden di Blue Line Futures di Chicago.

Dalam tanda lebih lanjut dari hubungan yang mencair, kementerian keuangan China pada Kamis (19/12/2019) menerbitkan daftar baru enam produk AS yang akan dibebaskan dari tarif mulai 26 Desember.

Namun, jika pejabat AS dan China gagal memberikan rincian konkret tentang upaya mereka untuk mencapai kesepakatan perdagangan, harga minyak dapat kehilangan momentum kenaikannya, kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut. "Kecuali jika kita mendapatkan rincian nyata, ketidakpastian tentang apa yang terjadi di front perdagangan akan mulai menambah lebih banyak perlawanan. Kita perlu melihat tanda-tanda bahwa resolusi nyata sudah dekat,” kata McGillian.

Perkembangan lain yang mengangkat harga adalah perjanjian bulan ini antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC seperti Rusia untuk memperdalam pengurangan produksi 500.000 barel per hari (bpd) lebih lanjut mulai 1 Januari di atas pengurangan sebelumnya 1,2 juta barel per hari.

Menambah suasana positif, data mingguan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 1,1 juta barel dalam sepekan hingga13 Desember, sementara stok bensin dan sulingan naik.