Film Tegar, Potret Inklusi di Indonesia

Para pemain dan Sutradara film Tegar menyapa masyarakat Jogjakarta. Tak hanya itu, mereka juga secara spesial menggelar screening Film Tegar di XXI Plaza Ambarrukmo Jogjakarta, Minggu (13/11).

Film Tegar, Potret Inklusi di Indonesia
image

RADAR JOGJA – Para pemain dan Sutradara film Tegar menyapa masyarakat Jogjakarta. Tak hanya itu, mereka juga secara spesial menggelar screening Film Tegar di XXI Plaza Ambarrukmo Jogjakarta, Minggu (13/11). Penonton yang hadir mulai dari pelajar, mahasiswa, seniman hingga penyandang disabilitas.

Sang sutradara Anggi Frisca menceritakan Tegar memiliki ide yang kuat. Film ini menurutnya adalah proyek dan mimpi bersama tentang isu inklusi di Indonesia. Itulah mengapa dalam film ini dia mengusung tagline Nothing About Us Without Us.

“Sebanyak 10 persen dari kru yang merupakan kawan berkebutuhan khusus turut mengambil peran dalam proses produksinya. Ideologi yang diusung dalam film Tegar adalah salah satu kampanye SDGs yang bertajuk Leave No One Behind,” jelasnya, Minggu (13/11).

Anggi berharap film ini dapat menjadi suatu bahan diskusi. Terutama dalam memberi ruang untuk kesetaraan, berekspresi dan mengesampingkan perbedaan. Terutama atas inklusifitas di lingkungan masing-masing.

Proses pembuatan film Tegar hampir dua tahun. Tahun pertama adalah proses riset, penulisan skenario dan penguatan tokoh. Tahun selanjutnya adalah proses final skenario hingga syuting.

“Menurut saya setiap orang pasti punya rasa terhadap arti keluarga,mudah-mudahan banyak yang menonton film Tegar dan semoga teman-teman bisa dapatkan sesuatu dari film Tegar,” katanya.

Film Tegar bercerita tentang seorang anak berkebutuhan khusus yang diperankan M Aldifi Tegar. Sosok ini ingin bersekolah dan mempunyai teman. Pada ulang tahunnya yang ke-10, sang Kakek yang diperankan Deddy Mizwar menjanjikan Tegar kesempatan bersekolah. Namun Wida diperankan Ine Febriyanti atau Mama dari Tegar, melarang keras hal itu.

Pelarangan ini karena sejak lahir Wida selalu menyembunyikan Tegar dan kondisinya dari orang lain. Dikhawatirkan Tegar akan mendapatkan perlakuan tidak diinginkan yang mungkin terjadi pada Tegar.

Dalam satu scene Tegar memutuskan untuk pergi dari rumah. Untuk kemudian memulai perjalanannya mengejar mimpi. Khususnya untuk bersekolah hingga mempunyai teman.

“Tegar lebih dari sekedar film dan #TemanTegar adalah sebuah gerakan, sebuah visi, dan semangat bersama membangun Indonesia Inklusi,” ujarnya.

Antusiasme penonton terlihat saat screening film Tegar. Terutama setelah melihat plot dan jalan cerita film ini. Tentang tokoh utama maupun pendamping yang bercerita tentang disabilitas.

Salah satu penonton, Syarif, menilai film ini memiliki makna yang kuat. Tak hanya terfokus kepada tokoh utama. Namun dialog dan peran tokoh pendamping juga sangatlah menjiwai.

“Pesan yang saya ingat itu pas pemeran kakeknya Tegar ngomong tentang kondisi fisik Tegar tapi jangan menyerah, itu mungkin menjadi kutipan penyemangat untuk para difabel yang ikut menonton,” ujarnya.

Film Tegar akan melakukan special screening 10 kota di Indonesia. Selain Jogjakarta adapula Bali, Bandung, Bekasi, Tangerang, Bogor, Solo, Semarang, Malang dan Surabaya. Untuk jadwal reguler tayang pada 24 November 2022. (*/om37/dwi)