Film Ajari Aku Islam, Hadirkan Pasangan Suami Istri Cut Meyriska-Roger Danuarta

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Film Ajari Aku Islam produksi RA Pictureh hadirkan Pasangan Suami Istri Cut Meyriska-Roger Danuarta, selain tayang di dalam negeri juga juga  diputar di negara tetangga Malaysia.

Film Ajari Aku Islam, Hadirkan Pasangan Suami Istri Cut Meyriska-Roger Danuarta

BREAKINGNEWS.CO.ID -  Film Ajari Aku Islam produksi RA Pictureh hadirkan Pasangan Suami Istri Cut Meyriska-Roger Danuarta, selain tayang di dalam negeri juga juga  diputar di negara tetangga Malaysia.

Film besutan sutradara Deni Pusung ini terinspirasi dari kisah cinta Roger Danuarta dan Cut Meyriska. Salah satu fakta uniknya, proses syuting film dilakukan ketika keduanya masih menjalani pendekatan.

Dikisahkan, film ini bercerita tentang dua orang yang saling jatuh cinta, namun memiliki perbedaan keyakinan dan budaya.

Cut Meyriska merasa film ini memberi kesan tersendiri baginya. "Syuting sebelum nikah, ya happy-lah, film ini jadi berkah buat kami berdua. Jadi film ini nambahin biaya nikah sih," ujar Cut Meyriska di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).

Selain itu, Cut Meyriska mengatakan, film ini juga menambah wawasannya tentang agama. "Nah, saat syuting baru pakai hijab. Aku belajar hijab dan Islam di fim ini. Kayak enggak boleh jalan di depan lelaki (bukan muhrim), enggak boleh bersentuhan, dan masih banyak lagi," kata perempuan yang belum lama berhijab tersebut.

Sebelumnya,  dirinya  mengaku terkejut ketika mengetahui lawan mainnya dalam film Ajari Aku Islam adalah Roger Danuarta. Dalam video  yang diunggah di kanal Youtube tersebut Cut Meyriska dan Roger Danuarta hadir dalam wawancara eksklusif yang dipandu oleh Nagita Slavina.

Cut Meyriska mengatakan, ia kali pertama mendapatkan informasi akan membintangi film tersebut saat tengah menjalankan ibadah umrah pada 2018.

"Aku inget banget aku tuh lagi di Madinah. Terus, tiba-tiba dapat telepon katanya mau syuting film Ajari Aku Islam ini. Tadinya tuh kalau enggak akhir tahun ya awal tahun," ujar Cut Meyriska.

Ketika Cut Meyriksa menanyakan siapa lawan mainnya, tim produksi film mengaku masih melakukan proses casting.

Setelah itu, ia menanyakan lebih detail tentang jalan cerita film tersebut.

Saat kali pertama mendengarnya, Cut Meyriska langsung merasa filmnya sangat mirip dengan kisah asmaranya dengan Roger. "Emang ceritanya katanya kayak aku gitu katanya. Dalam hati "wah, kalau lawan mainnya Roger pas nih"," sebutnya.

Tak dinyana, dalam waktu yang sama ternyata tim produksi juga menghubungi Roger.

Sama halnya dengan Cut Meyriska, Roger juga tak diberi tahu lawan mainnya. Cut Meyriska dan Roger mengaku sangat bahagia dengan tawaran ini.

Sementara menurut Produser Jaymes Riyanto,  film dengan genre religi ini, akan diterima masyarakat Malaysia, mengingat negara serumpun tersebut mayoritas memuluk agama Islam. Hal itu, menjadi sasaran pasar film ini.

        "Untuk target kan tidak ada. Kita lepas saja. Tapi, ditargetkan di Indonesia 2 juta penonton. Kita cuma menargetkan di Indonesia saja. Kota Medan kita target 100 ribu," tutur Jaymes.

Film produksi Retro Pictures ini, membawa pesan tentang cinta, Islam, dan persatuan yang pernah dialami sang produser, Jaymes Riyanto. Ia ikut juga sebagai penulis cerita dalam film tersebut.  "Saya pernah menyukai wanita muslim. Tapi, ditentang oleh orangtua. Ini cerita fiksi, tapi nyata," ungkap Jaymes.

Selain dibintangi oleh Roger Danuarta dan Cut Meyriska, film yang disutradarai oleh Deni Pusung ini juga menggaet Shinta Naomi eks JKT48, Miqdad Addausy, Asrul, dan lainnya. Film genre religi ini mengangkat cerita percintaan beda agama dan suku.  "Jadinya, kita baur dengan kebudayaan dan juga kental dengan logat Tionghoa Medannya," tutur pria asli kelahiran Kota Medan itu.

 Syuting sendiri berlokasi di Masjid Raya Al Mashun, Istana Maimoon, Lapangan Merdeka dan Kota Tua Kesawan. Lokasi ini, merupakan tempat indentik Kota Medan yang penuh sejarah dan kini menjadi objek wisata di kota terbesar nomor tiga di Indonesia ini. "Saya yakin, film pertama di layar lebar yang melihat Kota Medan hampir keseluruhannya. Meski syutingnya ada juga di Jakarta dan Tangerang," ungkap Jaymes.

 Lewat film ini, Jaymes ingin menyampaikan pesan kepada penonton tentang persatuan dan kesatuan di Tanah Air, tanpa melihat suku, agama, dan ras, karena di Indonesia memiliki bingkai Bhineka Tunggal Ika.  "Ini film untuk semua kalangan, bisa ditonton oleh semua suku, agama, dan ras meski bernuansa religi," jelas Jaymes.