Ekonom: Penantang Bisanya Menjual Kesusahan

BREAKINGNEWS.CO.ID-Saat debat Capres-Cawapres edisi kelima, yang merupakan debat pamungkas yang digelar pekan lalu di Hotel Sultan Jakarta. Paslon 02 banyak menyerang Paslon 01 dengan mencontohkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini susah.

Ekonom: Penantang Bisanya Menjual Kesusahan

BREAKINGNEWS.CO.ID-Saat debat Capres-Cawapres edisi kelima, yang merupakan debat pamungkas yang digelar pekan lalu di Hotel Sultan Jakarta. Paslon 02 banyak menyerang Paslon 01 dengan mencontohkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini susah.

Cawapres 02 Sandiaga Salahuddin Uno, beberapa kali menyebut nama personal yang mengeluhkan kondisi ekonomi saat ini sulit.  Hal itu menurut Ekonom Raden Pardede, tipikal penantang memang bersifat menjual pesimisme, kesusahan serta masa depan suram.

"Secara insting, dan hal biasa dilakukan penantang adalah menjual pesimisme, kesusahan, masa depan suram, dll yang negatif, karena memang tujuannya adalah membawa dan merubah persepsi penduduk untuk mencari alternatif lain." jelasnya.

Persoalannya, lanjut Raden Pardede, alternatif lain itu belum teruji, tidak punya pengalaman dalam pemerintahan, belum bisa beri contoh dalam hal kerja, dan kepemimpinan sipil.

"Ujungnya fakta dan data akan mengemuka, data yang dipakai bersama ya data BPS, juga data dilapangan yang tentu dilakukan secara akurat, bukan di engineer oleh pendapat pendukungnya, yang pasti sudah bias. Harus dilakukan sampling yang benar dan bisa dipertanggung jawabkan, ya itu data oleh BPS."terangnya.

Raden Pardede menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini,  memang harus dikaji belum sesuai dengan yang diharapkan. "Pertumbuhan ekonomi belum sesuai dengan harapan, namun harus kita lihat lingkungan dunia yang kurang kondusif. Implementasi kebijakan masih ada kekurangan disana sini, namun jelas para pemimpin dan pembuat kebijakan apalagi presiden sudah berusaha keras. Usaha dan kerja keras itulah yang saya pikir yang patut diappresiasi." katanya.

Kalaupun ada  hal yang kurang wajar, Raden Pardede menambahkan. "Bisa jadi masukan kemasa depan.Namun kalau arah kebijakan sudah benar, kerja keras diteruskan, masukan didengar, niscaya hasil akan lebih baik kedepan."

"Mari kita optimis, mari kita bekerja semangat, mari kita berpikir positif melihat masa depan Indonesia.Bukan sebaliknya." demikian Raden Pardede.