Cermin Hidup Remaja dalam Sepotong Film

Isu seperti kesehatan mental, seksualitas, dan lain-lain sudah muncul sejak lama. Namun, belakangan, isu yang diangkat lebih spesifik, seperti kekerasan dalam pacaran, kehamilan tak direncanakan, dan pernikahan dini.

Selain beberapa adegan dianggap tabu oleh sebagian kalangan, konflik yang dihadirkan dinilai vulgar. Respons itu persis sama seperti digambarkan dalam film. Lingkungan sekitar seperti guru dan orangtua gagap menghadapi persoalan kekinian.

Jalan cerita film ini digerakkan oleh persoalan seksualitas berupa hasrat dan fantasi seksual Laras (Shenina Cinnamon), si murid berprestasi, terhadap temannya, David (Emir Mahira), yang dituangkan dalam blog pribadi.

Konflik terjadi ketika blog rahasia Laras bocor dan viral sehingga memicu kehebohan di sekolah. Di sini, tergambarkan pengaruh dan dampak media sosial pada kehidupan nyata seseorang.

imageDear David di layanan penyedia streaming berbasis langganan yang dapat dinikmati penonton dari berbagai belahan dunia. Film garapan sutradara Lucky Kuswandi ini berkisah tentang remaja SMA ini menduduki posisi puncak top 10 Netflix Indonesia. " height="645" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/vSU_diAXtbBcSljdazUSi58am48=/1024x645/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/kXLGY1MZ4huXM1L7iJCiHWroDNk=/1280x807/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/dlBwjFk9yMNcjp2HpLra6LjtoNc=/720x454/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/vSU_diAXtbBcSljdazUSi58am48=/1024x645/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 1024w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/0mpjLykT93PCpQrG49vPGPIiYUA=/676x426/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/4w20fv3g8tUaACRtNhZ-YH3JRJA=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/APBf19K7un_EtdEB4iL-CvFZHDw=/300x189/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/oJAMonapgHl3pIo-ORUmE9JP7fQ=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F17%2Ff6bdc31f-d8ed-46fd-a29d-99c693841437_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-10cf58a6>
KOMPAS/PRIYOMBODO

Film berjudul Dear David di layanan penyedia streaming berbasis langganan yang dapat dinikmati penonton dari berbagai belahan dunia. Film garapan sutradara Lucky Kuswandi ini berkisah tentang remaja SMA ini menduduki posisi puncak top 10 Netflix Indonesia.

Alih-alih dirangkul dan memperoleh solusi, respons orang-orang dewasa di sekitarnya cenderung menghakimi, mirip keriuhan di dunia maya. Film ini juga membahas tentang relasi remaja dengan lingkungan sekitar, self-love, self compassion, serta upaya mencari jati diri yang memang menjadi problematika umum sosok remaja.

Sutradara Dear David, Lucky Kuswandi, menjelaskan, isu dia angkat film ini sebenarnya persoalan universal, yang juga dapat dialami siapa saja termasuk remaja. Namun, masalah tersebut menjadi lebih rumit ketika remaja yang mengalaminya.

Selain terkait kondisi remaja yang masih berada dalam tahap perkembangan, baik secara fisik maupun psikis, kerumitan bertambah akibat tekanan faktor eksternal.

Baca juga: Setelah PHK Seketika Hidup Jungkir Balik

”Bagi saya penting banget buat siapa saja untuk bisa mencintai dan menerima dirinya sendiri, termasuk para remaja,” ujar Lucky dalam jumpa pers, Rabu (8/2/2023), saat peluncuran dan pemutaran perdana Dear David di Jakarta.

Remaja yang sedang dalam masa transisi dari anak-anak ke dewasa selalu identik dengan upaya pencarian jati diri, pembuktian diri, penerimaan diri, dan mencintai diri. Dalam kondisi ini, mereka rentan terjerat persoalan pelik hanya demi dicintai dan diterima lingkungannya. Aneka kepelikan itu bisa menjelma dalam hubungan asmara beracun, pergaulan bebas, lingkungan yang salah, pelecehan seksual, hingga kriminalitas.

Premis ini merupakan formula dari tiap film remaja yang bertebaran di tiap dekade. Ratna Noviani dari Sekolah Pascasarjana UGM melalui penelitian berjudul Konsep Diri Remaja dalam Film Indonesia: Analisis Wacana atas Film Remaja Indonesia Tahun 1970-2000-an memaparkan, film remaja dari tiap dekade hampir selalu berkaitan dengan proses konstruksi konsep diri atau pencarian jati diri remaja.

imageDua Garis Biru" height="576" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/SaATpamSJFWyXFcXSiDod4HVp5E=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/qkQvnlrGXbL-KE_8vanaIccYdJI=/1280x720/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/k3LS-45Pqsj7IJVL-o1sc6ePmKE=/720x405/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/SaATpamSJFWyXFcXSiDod4HVp5E=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 1024w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/AllymuKfJohVMOwVfj2n6oFUOZU=/676x380/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/ImDprIOGnMXWXBCAbBZ12AWg0sE=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/mD2vY1K1LQkk2YeMSJ2fgKd6G8A=/300x169/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/B9xtHeSNtCbsWaF_f6StQWRcn8g=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2Fa45db3e1-f421-4d4d-bf35-13a89a32af2f_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-10cf58a6>
SCREEN CAPTURE YOUTUBE/OFFICIAL TRAILER: STARVISIONPLUS

Adegan film Dua Garis Biru

Perspektif remaja mengukuhkan jati diri dengan memberontak juga tak luput di tiap dekade. Perspektif ini lebih cair pada film remaja era 2010-an sampai sekarang. Pada era Lupus (1987) atau Olga dan Sepatu Roda (1991), para remaja memberontak dengan rambut gondrong atau bolos sekolah. Sementara itu, pada Mencuri Raden Saleh (2022), segerombolan anak muda terpaksa menjadi pencuri sebagai pemberontakan terhadap orang yang berkuasa.

Namun, selubung persoalan yang ditampilkan dalam film era 2010-an kian kritis dan personal seiring dengan kondisi sosial politik di tiap periode. Tak sekadar percintaan, perbedaan kelas, dan pertikaian antargeng. Isu hubungan beracun, pergaulan bebas, sampai pelecehan seksual tidak lagi tampil malu-malu dalam film. Isu-isu itu justru berfungsi menjadi penggerak cerita.

”Ada pergeseran wacana tentang dinamika dunia remaja yang semakin kompleks dari dekade ke dekade,” tulis Ratna.

Reflektif

Tidak hanya tema dan selubung persoalan yang kian kritis, penyampaian berbagai isu sensitif, seperti relasi keluarga, seksualitas, kesetaraan jender, stereotipe agama, dan literasi digital, dilakukan secara lugas dan berani. Ada Posesif (2017), Imperfect (2018), Dua Garis Biru (2019), Yuni (2021), Penyalin Cahaya (2021), Ali & Ratu Ratu Queens (2021), sampai Like & Share (2022).

Produser Palari Films, Muhammad Zaidy, memaparkan, biasanya Palari Films mencari isu dan hal baru, relevan, dan menarik untuk diangkat sebagai cerita film. Tren tentu tetap dilihat, tetapi esensinya ada pada bagaimana menceritakan dan menggambarkannya.

Salah satunya Posesif. Film yang sukses menyabet tiga penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2017 ini mengangkat isu kesehatan mental remaja dan bahaya hubungan beracun di tengah upaya pencarian jati diri dan memahami posisi remaja di keluarga. Topik penting bagi remaja yang saat itu belum ramai dibicarakan.

”Jadi, intinya bukan soal bagaimana riding the trend atau menciptakan tren, melainkan, kuncinya adalah relevansi, otentisitas, dan keunikan dari satu masalah untuk diangkat menjadi film,” ujar Zaidy.

imageJalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang." height="681" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/edhaRDNPGIZIXBfFiLVGeSCYUuY=/1024x681/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/EZCzy-Vevszff3JJ_pZwulEsv84=/1280x851/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/srIaWR0ltA_kT6U9WIOPtlYaBG8=/720x479/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/edhaRDNPGIZIXBfFiLVGeSCYUuY=/1024x681/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 1024w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/Fm7Bax1a3CpDvi4EuPB2Tcvb7ro=/676x450/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/nr7cvOW-HheZjys9ovjVrP1CPLA=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/pHx0hpHiuEEKLDtdaRPjPlusKsY=/300x200/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/QgxnuHzncpoi-5OkHV96Bbzu5pE=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F04%2Fab2fe6c3-7e56-4df8-804b-59e3774c74ff_jpeg.jpg 480w" width="1024" data-v-10cf58a6>
ARSIP VISINEMA PICTURES

Adegan Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang.

Problematika serupa yang berkelindan dengan hubungan percintaan yang beracun dan penerimaan diri juga disuguhkan dalam film keluaran Visinema Pictures yang terbaru, Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang (2023). Hanya saja cara penuturan dan jalinan ceritanya dikaitkan dengan relasi anak dan keluarga, juga dengan sahabat.

Founder Visinema Pictures, Angga Dwimas Sasongko, menuturkan, ide dalam tiap film besutannya mengedepankan relevansi dan inovasi. Kisah si anak tengah dan hubungan antarsaudara kandung yang tak sepenuhnya saling mengenal merupakan hal baru yang coba ditawarkan dan diyakini banyak yang dirasakan orang. Sebelumnya, Angga bermain dengan isu kesehatan mental dibalut kisah keluarga dan trauma masa lalu lewat Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020) dan Story of Kale: When Someone’s in Love (2020).

Di sisi lain, Angga juga ingin memanfaatkan film sebagai wahana bersuara dan berefleksi. ”Tiap film yang saya buat, saya ingin ada statement di dalamnya. Ketika orang menonton, mereka bisa mendapatkan gambaran pemikiran dan situasi apa yang ada di tahun tersebut. Buat saya dan anak saya, ini bisa menjadi pengingat tentang apa yang saya pikirkan saat itu. Seperti kapsul waktu,” jelasnya.

Hanya kaum urban

Pengamat film Hikmat Darmawan mengapresiasi film remaja yang mulai detail menyoroti ragam problematika dan merespons situasi sosial masyarakat. Meski sesungguhnya, isu sensitif seperti kesehatan mental, seksualitas, dan lain-lain sudah muncul sejak lama. Namun belakangan, isu yang diangkat lebih spesifik, seperti kekerasan dalam pacaran, kehamilan tak direncanakan, pernikahan dini, dan perundungan di dunia maya.

Ada Apa dengan Cinta (2002) yang dirilis pascareformasi, misalnya, mulai berani menyinggung isu kesehatan mental dan kekerasan dalam rumah tangga melalui tokoh Alya dan sejarah politik lewat ayah Rangga. Namun, memang tidak mendalam.

Walakin, tema yang kritis ini hanya parsial. Potret persoalannnya masih khas kaum urban dilihat dari penggambaran tokoh yang hidup di kota besar, menggunakan motor atau mobil, dan menongkrong di kafe. Penggunaan diksi dalam dialog juga menunjukkan kaum urban.

imageYuni. " height="576" loading="lazy" sizes="(max-width:1280px) 1280px, (max-width:720px) 720px, (max-width:1024px) 1024px, (max-width:676px) 676px, (max-width:160px) 160px, (max-width:300px) 300px, (max-width:480px) 480px" src="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/wi_MjXUvVW30CtdWf6qTEE9RH34=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg" srcset="https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/XGymjJn4XV6KXJsUBk9Hq64UKYM=/1280x720/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 1280w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/4AX-84-Q_S2ce4b1ywocxMw-wbk=/720x405/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 720w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/wi_MjXUvVW30CtdWf6qTEE9RH34=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 1024w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/VKjM-6b1tih3rxPmiGRA2oZ1QpQ=/676x380/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 676w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/nFW08jtMkCBx1VZgG5t9jxr482c=/160x160/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 160w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/dgPUuFQtYCvaZLlUB83U9IftH0I=/300x169/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 300w, https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/vOMy4-axN0e-RpbzVGPdIsoK9MA=/480x480/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F11%2F20211207BAY40_1639215378_jpg.jpg 480w" width="1024" data-v-10cf58a6>
Kompas

Salah satu adegan film Yuni.

”Isu yang diangkat ini masalah remaja kelas menengah kota. Sementara dinamika remaja menengah di pedesaan atau dari kalangan keluarga biasa atau menengah ke bawah belum tergambarkan. Satu cerita dengan cerita lainnya jadi terasa mirip,” jelasnya.

Film yang menurut dia cukup menarik adalah Yuni karena latar tempat di Serang, Banten. Meski tak jauh dari Jakarta, situasi yang dihadapi remaja di sana berbeda dengan yang terjadi di kota besar. Tuntutan masyarakat untuk menikah dalam usia muda dan perjuangan melawan budaya patriarki yang berkaitan juga dengan psikologi remaja dan isu seksualitas menawarkan corak cerita yang berbeda.

”Dari satu daerah dengan daerah lainnya punya corak masalah yang berbeda. Coba kalau kesehatan mental di remaja pelosok desa bagaimana? Mereka tidak punya support system,” ujar Hikmat.

Ini tak bisa dilepaskan dari para pembuat film dan pemusatan modal yang menurut Hikmat berasal dari sumber itu-itu saja sehingga imajinasi dan pendekatan estetiknya hampir sama.

Pendapat ini agaknya sejalan dengan temuan survei Saiful Mujani Research & Consulting pada 2020. Survei yang hanya dilakukan ke kalangan muda di kota besar ini karena keberadaan dan tingkat persebaran gedung bioskop di Indonesia masih terpusat di sana. Hasil surveinya juga menunjukkan sebanyak 67 persen dari 1.000 responden berusia 15-38 tahun masih menonton satu film nasional di bioskop dalam setahun terakhir dan lebih memilih film Indonesia dibandingkan film asing.

Baca juga: Emak-emak Melawan Penculikan

Namun, saran dari Hikmat ini patut dipertimbangkan. Aktor kawakan Deddy Mizwar yang kerap memproduksi hiburan dengan tema anak muda juga menyampaikan pentingnya terus mengangkat isu yang relevan dengan remaja atau anak muda, tidak hanya yang tinggal di wilayah perkotaan. Itu bisa melalui televisi, bioskop, atau secara digital mengingat dorongan yang kuat para remaja untuk mengejar pengakuan.

”Apalagi zaman digital begini. Kalau nonton, remaja mikirnya tokohnya gue banget atau teman gue banget nih,” ujarnya.

Seiring perkembangan zaman, problema para remaja pun kian kompleks. Film pun dapat menjadi sarana untuk menangkap realitas remaja masa kini untuk mampu menyikapinya dengan bijak dan penuh kasih.