Bu Tejo Makin Berani Kritisi Banyak Hal, Serial 'TILIK' Berhasil Raih Hati Jutaan Penonton

Masyarakat pun memuji Bu Tejo yang ceplas ceplos untuk menyuarakan sesuatu. Hal itu pula yang membuat Siti Fauziah tertarik memerankan kembali karakter ikonik tersebut.

Bu Tejo Makin Berani Kritisi Banyak Hal, Serial 'TILIK' Berhasil Raih Hati Jutaan Penonton

Kapanlagi.com - Film pendek TILIK yang sukses mencuri perhatian masyarakat saat pandemi telah diadaptasi menjadi sajian serial. Sejak episode pertama tayang hingga kini, kisah Bu Tejo berhasil menarik jutaan penonton.

Kesuksesan tersebut sejalan dengan niat awal WeTV yang memang ingin menghasilkan konten lokal terbaik. Karena episode demi episode serial besutan Wahyu Agung Prasetyo itu terbukti selalu dinanti.

"Kami bersemangat menayangkan serial TILIK, sebuah karya yang kental dengan nuansa asli Indonesia. Antusiasme penonton WeTV dan juga masyarakat memang sangat tinggi untuk serial orisinil dalam negeri," kata Lesley Simpson selaku country head WeTV Indonesia, belum lama ini.

•

1. Kritisi Segala Hal

image

Dalam banyak episode serial TILIK, Bu Tejo yang diperankan oleh Siti Fauziah selalu berani menyampaikan kritik. Seperti pada episode empat yang menampilkan perdebatannya dengan tukang parkir karena harus membayar dua ribu rupiah.

Masyarakat pun memuji Bu Tejo yang ceplas ceplos untuk menyuarakan sesuatu. Hal itu pula yang membuat Siti Fauziah tertarik memerankan kembali karakter ikonik tersebut.

"Di serial ini Bu Tejo adalah istri, ibu dan punya cita-cita besar bahwa ingin melihat lingkungannya maju. Ini bentuk women empowerment. Kalau di film pendek banyak yang mengkritisi bahwa dia mau menjelekkan nilai perempuan, padahal nggak. Serial ini jadi wadah untuk memperlihatkan bukan itu tujuannya," ucap Siti Fauziah.

2. Bukan Wanita Julid

image

Siti Fauziah sebagai pemeran Bu Tejo memberikan respons terkait tudingan bahwa karakternya dibuat untuk menjelekkan perempuan. Ia menolak karakternya disebut wanita julid, lebih tepat disebut sosok yang kritis.

"Bu Tejo ini sebenarnya kritis, kalau julid itu kan berdekatan sama satu sifat yang buruk. Kritis itu lebih ada konotasi positif karena Bu Tejo nggak ada motivasi membenci, dia mengkritisi," tandas Siti Fauziah.