Alasan Bumi Resources (BUMI) Pilih Private Placement Ketimbang Rights Issue

Bumi Resources (BUMI) memilih untuk melakukan private placement ketimbang rights issue lantaran utang perseroan yang hampir jatuh tempo.

Alasan Bumi Resources (BUMI) Pilih Private Placement Ketimbang Rights Issue
image

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) resmi mendapatkan restu dari pemegang saham untuk melakukan private placement jumbo Rp24 triliun, yang menjadi jalan Grup Salim masuk ke emiten batu bara milik Grup Bakrie tersebut. 

Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie mengatakan BUMI memilih untuk melakukan private placement karena melihat utangnya yang sudah hampir jatuh tempo sehingga perlu langkah cepat.

“Sebelumnya kita sudah kaji juga untuk opsi lainnya rights issue, tapi kita mau kejar deadline 11 Desember 2022. Prosesnya private placement paling cepat dan kita karena dikejar waktu ini proses yang paling tepat,” ungkapnya dalam RUPSLB BUMI, Selasa (11/10/2022).

Adapun, harga per saham untuk private placement ditetapkan Rp120 sesuai dengan kesepakatan perusahaan dengan calon investor.

“Ini melalui benchmark reference weighted average 30 hari terakhir 90 persen di Rp116, jadi kami pakai Rp120,” jelas Aga.

Melalui private placement ini, Grup Salim milik Anthony Salim masuk ke BUMI melalui dua perusahaan cangkang yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investments Limited (TGIL). MEL mengambil 85 persen dari saham yang dilepas BUMI, sementara TGIL mengambil 15 persen sisanya.

MEL memiliki komposisi pemegang saham yang terdiri atas PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) dengan kepemilikan saham 42,5 persen di bawah kendali grup Bakrie. Selanjutnya, terdapat Colver Wide Limited dengan kepemilikan saham 15 persen dan dikendalikan oleh Agoes Projosasmito.

Terakhir, MEL juga dimiliki 42,5 persen sahamnya oleh Mach Energy Pte.Ltd yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini berada di bawah kendali Anthoni Salim.

Lebih lanjut, Aga menyebitkan setelah Grup Salim masuk, BUMI akan mempertahankan dan berupaya meningkatkan kinerja dan mempertahankan basis core, atau mungkin menurunkan basis core perseroan di bidang batu bara.

“Kita sedang siapkan strategi Beyond Coal 2030, salah satunya sejalan dengan programnya pemerintah adalah pengembangan amonia. Selan itu, kita siapkan strategi lain, di mana pada waktunya kita bisa paparkan kepada publik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Konten Premium