20 Tempat Bersejarah di Bali dan Sejarahnya

Tempat sejarah di Bali adalah salah satu daya tarik utama wisata. Yuk, simak rekomendasinya di artikel ini!

20 Tempat Bersejarah di Bali dan Sejarahnya

Daftar Isi

-

Bukan hanya terkenal dengan tempat wisata bahari, Pulau Bali juga memiliki banyak tempat wisata bersejarah. Tempat sejarah di Bali menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan objek wisata karena dapat memberikan pengalaman berbeda dari tempat wisata lainnya. Tidak hanya sebagai tempat liburan, namun juga tempat belajar.

Dijuluki Pulau Seribu Pura, banyak pura di Bali yang sejarahnya menarik untuk dipelajari. Selain itu, masih banyak tempat bersejarah lain yang bisa Anda kunjungi mulai dari taman wisata, museum, goa, sampai desa adat.

Penasaran ingin tahu apa saja tempat sejarah di Bali? Yuk, simak artikel ini untuk menemukan rekomendasinya!


Daftar Tempat Bersejarah di Bali

Tempat sejarah di Bali tersebar di banyak wilayah, mulai dari Bali Utara sampai Bali Selatan. Inilah informasi tempat wisata bersejarah di Bali yang sudah detikcom rangkum dari berbagai sumber.

1. Taman Wisata Tirta Gangga

suasana kunjungan wisatawan di Taman Tirta GanggaFoto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali

Taman Wisata Air Tirta Gangga terletak di Jl. Raya Abang, Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali Timur. Taman air ini adalah salah satu taman paling terkenal di Bali karena memiliki suasana kerajaan Bali zaman dulu.

Seperti namanya, daya tarik utama taman ini adalah kolam air yang sangat luas. Di tengah kolam, terdapat jembatan dengan ornamen naga yang sering dijadikan tempat berfoto. Selain jembatan, setiap sudut di taman air ini sangat instagenic!

Tak hanya berfoto, Anda dapat melakukan aktivitas lainnya seperti memberi makan ikan hias di kolam, naik perahu keliling kolam, berenang di kolam renang, sampai belajar kesenian rupa.

Dikutip online travel agency, taman Wisata Air Tirta Gangga buka setiap hari mulai pukul 07.30-18.30 WITA. Harga tiket untuk wisatawan domestik dewasa adalah Rp 25 ribu, dan anak-anak Rp 15 ribu. Jika ingin berenang, akan ada biaya tambahan sebesar Rp 10 ribu.

2. Pura Besakih

Potret Pura Gelap Besakih.Foto: dok. Dinas Pariwisata Provinsi Bali

Pura Besakih adalah salah satu pura terpenting dan terbesar di Bali. Lokasinya ada di Jl. Gunung Mas, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Dilansir laman Dinas Pariwisata Provinsi Bali, catatan keberadaan pura ini berasal dari prasasti di tahun 1007 M.

Luas tanah pura ini sekitar 20 hektar dan memiliki 46 pura besar dan kecil. Pada Pura Besakih, terdapat tiga pura utama, di antaranya:

  • Pura Penataran Agung, dipersembahkan untuk Sang Hyang Widhi Wasa.
  • Pura Kiduling Kreteg, dipersembahkan untuk Brahma.
  • Pura Batu Madeg, dipersembahkan untuk Wisnu.

Jika Anda berkunjung ke Pura Besakih, jangan sia-siakan momen dan cepat berburu spot foto. Salah satu spot yang paling instagenic adalah tangga masuk ke pura.

Pura Besakih buka 24 jam bagi masyarakat yang ingin beribadah. Harga tiket masuknya sebesar RP 30 ribu. Sementara untuk parkir motor sebesar Rp 5.000 dan Rp 10.000 untuk mobil.

3. Pura Tirta Empul

Ilustrasi orang Melukat di Pura Tirta Empul, Bali.Foto: Rachman

Pura Tirta Empul adalah salah satu pura terkenal di Bali yang sering digunakan untuk melukat. Pura ini terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

Tirta Empul didirikan pada tahun 926 Masehi dan masih aktif digunakan hingga saat ini. Salah satu daya tariknya adalah mata air suci di kolam pemandian. Konon katanya, memiliki beberapa mata air suci yang konon katanya diciptakan oleh Dewa Indra dan didedikasikan untuk Wisnu.

Meskipun merupakan tempat suci untuk beribadah, wisatawan tetap diperbolehkan masuk ke pura dan melukat, asalkan tetap mengikuti peraturan. Wisatawan harus menjaga kebersihan dan menggunakan baju yang sopan. Selain itu, wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk ke pura.

Fasilitas di Pura Tirta Empul antara lain lahan parkir yang luas, kamar mandi, warung makan, dan toko souvenir.

Anda bisa menjangkau Pura Tirta Empul dari Bandara Ngurah Rai dengan menempuh waktu 1 jam 30 menit. Pura Tirta Empul buka setiap hari pukul 09.00-17.00 WITA. Namun, pura di buka 24 jam bagi yang ingin sembahyang. Harga tiket masuknya yaitu Rp 30 ribu untuk orang dewasa, dan Rp 25 ribu untuk anak-anak.

4. Pura Tanah Lot

puraFoto: Alit Binawan/d'Traveler

Pura tanah lot adalah salah satu tempat sejarah di Bali yang wajib dikunjungi saat berlibur. Pura Tanah Lot terletak di pesisir pantai Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Tanah Lot memang tidak memiliki jejak sejarah yang jelas. Namun, menurut kepercayaan masyarakat Bali, keberadaan Pura ini diawali dengan misi penyebaran agama Hindu oleh Dang Hyang Nitartha pada abad 15.

Selain pura untuk beribadah, Anda juga bisa berkunjung ke daya tarik lainnya seperti gua ular suci, gua air suci, bermain air di pantai, berburu spot foto, dan menyaksikan upacara keagamaan seperti Piodalan. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Tanah Lot adalah pukul 18.00 WITA saat matahari terbenam.

Tanah Lot buka setiap hari mulai pukul 06.00-19.00 WITA. Harga tiketnya sebesar Rp20.000 untuk orang dewasa, dan Rp15.000 untuk anak-anak. Sementara, tarif parkir motor Rp2.000, mobil Rp5.000, dan bus Rp10.000.

5. Monumen Bajra Sandhi

Monumen Bajra Sandhi BaliFoto: Ambara/d'Traveler

Jika tidak ingin berwisata terlalu jauh dari pusat kota, Anda bisa mengunjungi Monumen Bajra Sandi. Monumen ini terletak di Jl. Raya Puputan No.142, Panjer, Denpasar Selatan.

Dilansir laman Pemerintah Kota Denpasar, monumen ini adalah rancangan dari Ir. Ida Bagus Gede Yadnya pada tahun 1981 dan peresmiannya dilakukan pada bulan Juni 2013 oleh Presiden yang menjabat saat itu, Ibu Megawati Soekarno Putri.

Di Bajra Sandhi, Anda dapat melihat koleksi 33 diorama yang menggambarkan sejarah penting di Bali, mulai dari zaman prasejarah, Indonesia merdeka, dan perang-perang besar.

Monumen Bajra Sandhi buka setiap hari Senin-Jumat pukul 08.30 - 17.00 WITA (weekday) dan hari Sabtu-Minggu pukul 09.30-17.00 WITA Harga tiket masuknya sangat hanya Rp 5 ribu untuk orang dewasa, Rp 2 ribu untuk anak-anak, dan Rp 1 ribu untuk pelajar. Sangat terjangkau, bukan?

6. Museum Bali

Potret Museum Bali.Foto: dok. Dinas Kebudayaan Bali

Museum Bali adalah museum penyimpanan benda etnografi dan kebudayaan Bali di zaman dulu. Terletak di pusat Kota Denpasar, tepatnya Jalan Mayor Wisnu No.1, Dangin Puri, Denpasar Timur.

Dilansir laman Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, gagasan pendirian museum ini dicetuskan oleh W.F.J. Kroon pada tahun 1909. Arsiteknya adalah I Gusti gede Ketut Kandel, I Gusti Ketut Rai dan Curt Grundler. Dana pembangunannya disokong dari raja-raja dari Buleleng, Karangasem, Tabanan, dan Badung.

Museum Bali memiliki 3 halaman, yaitu halaman dalam (jeroan), halaman tengah (jaba tengah) dan halaman luar (jaba). Terdapat tiga ruang koleksi atau paviliun di kompleks museum. Paviliun tersebut antara lain:

  • Paviliun Tabanan, terletak di sebelah utara dan menampilkan koleksi peralatan tari, seperti kostum, properti serta beberapa patung kuno.
  • Paviliun Buleleng, terdapat di tengah kompleks dan menampilkan koleksi pakaian Bali.
  • Paviliun Badung, terletak di pintu masuk utama dekat dan menampilkan koleksi peninggalan zaman prasejarah.

Museum Bali setiap hari Senin-Minggu, kecuali hari Jumat dari pukul 07.30 - 15.30 WITA. Harga tiket masuknya sebesar Rp 25 ribu, dan untuk pelajar Rp 5 ribu saja.

7. Taman Ujung Karangasem

Taman Soekasada Ujung, tempat wisata peninggalan Raja Karangasem, di Desa Tumbu, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem, Bali.Foto: I Wayan Selamat Juniasa

Salah satu taman wisata lain yang ada di Bali Timur adalah Taman Ujung, tepatnya berlokasi di Banjar Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.

Taman ini juga dikenal dengan Taman Sukasada Karangasem Bali. Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karangasem, Taman Ujung dibangun tahun 1909 oleh raja Karangasem pada masa itu, I Gusti Bagus Jelantik yang memiliki gelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem.

Dulunya, luas taman ini mencapai 400 hektar. Tetapi sekarang berkurang menjadi 10 hektar saja karena tanahnya dibagikan pada masyarakat saat masa land reform. Sekarang, taman ini adalah milik keluarga Puri Karangasem, namun wisatawan juga diperbolehkan berkunjung.

Salah satu daya tarik taman ujung adalah perpaduan arsitektur khas Eropa dan Bali. Arsitek Taman Ujung adalah orang Belanda, Van Den Hentz dan orang Cina yaitu Loto Ang. Pembangunan taman ini juga melibatkan undagi (arsitek Bali).

Aktivitas yang bisa Anda lakukan di Taman Ujung antara lain berfoto di puing-puing bangunan, bersantai di tepi kolam, menikmati keindahan taman yang luas, dan memberi makan ikan di kolam.

Taman Ujung Bali buka setiap hari dari pukul 07.00 - 19.00 WITA. Harga tiket wisatawan domestik sebesar Rp. 15 ribu, dan turis asing Rp. 50 ribu. Bagi yang membawa kamera profesional akan dikenakan biaya tambahan Rp 50 ribu.

8. Desa Penglipuran

Desa Wisata PenglipuranFoto: Tasya Khairally/detikcom

Keunikan di Desa Penglipuran adalah masyarakatnya yang masih menjunjung tinggi ajaran leluhur. Hal ini tergambarkan dalam konsep tata ruang desa yang berlandaskan Tri Mandala yang terbagi jadi tiga wilayah, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Hebatnya lagi, desa ini pernah dinobatkan menjadi salah satu desa terbersih di dunia. Tentunya hal ini terbukti dari tanaman hijau dan pemandangan asri yang masih menghiasi desa ini. Saat berjalan-jalan di desa ini, Anda dapat menemukan tempat sampat setiap 30 meter, jadi Anda dilarang keras membuang sampah sembarangan!

Jika berangkat dari Kota Denpasar, Anda perlu menempuh waktu 2 jam untuk sampai di Desa Penglipuran. Desa Penglipuran buka mulai pukul 08.00-17.00 WITA setiap hari. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada akhir tahun saat banyak acara budaya.

9. Kerta Gosa

Potret Kerta Gosa.Foto: dok. kebudayaan.kemendikbud.go.id

Kerta Gosa adalah komplek bangunan warisan Keraton Semarapura yang sudah ada sejak tahun 1700 M. Kerta Gosa berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu "kertha" yang artinya baik, serta "gosa" yang berarti diumumkan atau disiarkan. Jadi, Kerta Gosa adalah tempat untuk mengumumkan hal-hal yang baik.

Terletak di jantung kota Semarapura, Kerta Gosa berhadapan langsung dengan Pasar Seni Klungkung. Keunikan dari Kerta Gosa adalah bangungannya yang dipenuhi oleh luisan tradisional gaya wayang Kamasan. Cerita yang digambarkan pada lukisan tersebut antara lain Sutasoma, Pan Brayut, Palelintangan, Ni Dyah Tantri, Pelelindon, dan Bima Swarga.

Dilansir laman online travel agency, harga tiket masuk Kerta Gosa adalah Rp 25-50 ribu untuk orang dewasa, serta Rp 15-25 ribu untuk anak-anak. Jika berkunjung ke Kerta Gosa, jangan lupa mampir ke Desa Kamasan dan Goa Lawah, ya!

10. Desa Tenganan

Desa Wisata Tenganan Pegringsingan yang terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Foto : I Wayan Selamat Juniasa]Foto : I Wayan Selamat Juniasa

Desa adat Tenganan Pegringsingan terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Salah satu keunikan Desa Tenganan adalah tradisi Perang Pandan dan kerajinan tenun Gringsing.

Di desa ini, Anda bisa menikmati pemandangan sawah, hutan desa, bangunan peninggalan megalitik, serta melihat flora dan fauna lokal. Fasilitas yang ada disini antara lain balai pertemuan, jungle tracking, toko souvenir, serta restoran.

11. Pura Yeh Pulu

Potret Pura Yeh Pulu.Foto: dok. kebudayaan.kemendikbud.go.id

Pura Yeh Pulu adalah tempat sejarah di Bali yang terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Dilansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pura Yeh Pulu ditemukan pada tahun 1925 oleh Punggawa Ubud.

Kata "yeh" artinya air, dan "pulu" artinya gentong. Saat ini, gentong tersebut terletak di kolam mata air suci yang digunakan untuk keperluan keagamaan. Daya tarik Pura Yeh Pulu adalah relief pada dinding batu yang indah.

12. Pura Penataran Sasih

Potret Pura Penataran Sasih, Prasasti Blanjong, Candi Tebing Tegallinggah.Foto: dok. kebudayaan.kemendikbud.go.id

Pura Penataran Sasih berlokasi di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Salah satu peninggalan yang paling terkenal di pura ini adalah nekara pejeng. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, nekara pejeng adalah bulan yang jatuh ke bumi.

Bukan hanya nekara pejeng, di Pura Penataran Sasih juga terdapat peninggalan arkeologi, seperti lingga-yoni, arca Dwarapala, arca Catur Karya, arca Ganesa, dan peninggalan lainnya. Dilansir laman online travel agency, harga tiket masuk Pura Penataran Sasih sebesar Rp 10 ribu saja.

13. Prasasti Blanjong

Potret Pura Penataran Sasih, Prasasti Blanjong, Candi Tebing Tegallinggah.Foto: dok. kebudayaan.kemendikbud.go.id

Prasasti Blanjong ada di Pura Blanjong di Banjar Blanjong, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Sri Kesari Warmadewa pada bulan Phalguna. Bentuk huruf yang digunakan mirip dengan prasasti di Candi Kalasan, Jawa Tengah.

Prasasti Blanjong terbuat dari batu padas dengan ukuran 177 cm dan garis tengah 62 cm. Uniknya, tulisan yang terdapat pada Prasasti Blanjong menggunakan bahasa Bali Kuna dan bahasa Sansekerta (sisi B). Penggunaan dua bahasa ini menunjukkan kemahiran dan wawasan masyarakat pada masa itu.

Cerita pada prasasti ini menyebutkan tentang kekuasaan raja dan kutukan untuk orang-orang yang melanggar isi prasasti tersebut.

14. Candi Tebing Tegallinggah

Potret Pura Penataran Sasih, Prasasti Blanjong, Candi Tebing Tegallinggah.Foto: dok. kebudayaan.kemendikbud.go.id

Candi Tebing Tegallinggah berlokasi di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Konon katanya, candi ini ditemukan oleh Krijsman, seorang ahli purbakala dari Belanda.

Salah satu keunikan candi ini adalah pembuatannya yang dipahat langsung pada tebing. Pada Candi Tebing Tegallinggah, terdapat tiga lingga yang mengambarkan sosok Trimurti , yaitu Dewa Siwa, Wisnu, dan Brahma.

Sayangnya, beberapa bangunan di candi ini sudah runtuh. Diperkirakan karena gempa bumi, atau memang pembangunannya yang belum selesai.

15. The Soekarno Center

The Soekarno Center atau Museum Soekarno terletak di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Museum ini didirikan oleh Sukmawati Sukarno putri dan Dr. Shri I Gusti Ngrh. Arya Wedakarna MWS III.

Tujuan dibangunnya museum ini supaya masyarakat lebih mengenal sosok Soekarno. Museum ini memiliki dua lantai yang berisi barang-barang peninggalan Soekarno, seperti tongkat komando, medali, piagam, sampai foto-foto keluarga di dinding.

16. Puri Saren Agung

Puri Saren Agung berlokasi di Jl. Raya Ubud No.8, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Pada abad ke-19, istana ini menjadi tempat tinggal resmi keluarga Kerajaan Ubud. Sekarang, kompleks puri ini digunakan sebagai museum dan pusat kesenian.

Aktivitas yang dapat dilakukan yaitu berburu spot foto, menikmati pemandangan terasering dan menyaksikan pertunjukan tari. Pertunjukan tari berlangsung selama 1,5 jam pada pukul 19.30-21.00 WITA.

17. Goa Gajah

Pura Goa Gajah di Gianyar Bali.Foto: Cagar Budaya Kemdikbud

Goa Gajah adalah salah satu tempat sejarah yang berlokasi di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Nama Goa Gajah berasal dari kata "Lwa Gajah" yang artinya sungai dan Gajah. Lwa Gajah dapat diartikan sebagai tempat pertapaan Bhiksu.

Salah satu daya tarik di Goa Gajah adalah tujuh patung widyadara-widyadari yang merupakan simbol dari tujuh sungai di India. Selain itu, terdapat juga ceruk yang dulunya digunakan untuk bertapa.

Dilansir laman online travel agency, Goa Gajah buka setiap hari mulai pukul 08.00-16.00 dengan harga tiket masuk sebesar Rp 30 ribu per orang.

18. Museum Blanco Renaissance

Musuem Blanco Renaissance terletak di Jl. Raya Campuhan Ubud, Gianyar.Museum ini menampilkan koleksi dari Don Antonio Blanco, seniman dari Spanyol yang datang ke Bali pada tahun 1952.

Museum ini buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WITA dengan harga tiket masuk sebesar Rp 30 ribu untuk wisatawan domestik, dan Rp 80 ribu untuk wisatawan asing.

19. Pura Luhur Uluwatu

Pura Luhur Uluwatu, BaliFoto: Getty Images/iStockphoto/R.M. Nunes

Pura Luhur Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kata "ulu" berarti ujung, sementara "watu" artinya batu. Jadi, Pura Uluwatu diartikan sebagai tempat suci di puncak batu.

Sejarah mengenai Pura Uluwatu memang masih simpang siur. Ada yang mengatakan bahwa pura ini didirikan oleh Empu Kuturan pada abad ke-9. Namun, ada pendapat lain yang mengaitkan pembangunan Pura Uluwatu dengan Dang Hyang Nirartha, seorang pedanda dari Jawa Timur.

Dilansir dari laman online travel agency, daya tari Pura Luhur Uluwatu adalah pementasan Tari Kecak. Di sini, Anda juga bisa menikmati sunset dan berkunjung ke objek wisata lain seperti Pantai Pandawa, Garuda Wisnu Kencana, atau Pantai Dreamland.

20. Puri Anom Tabanan

Pur Anom adalah salah satu keraton yang terletak di Jalan Gunung Agung no.5, Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Sejarah Puri Anom berawal dari ekspansi kerajaan Majapahit ke Bali pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Puri Anom sendiri suda ada pada tahun 1343 Masehi.

Pada Puri Anom terdapat beberapa bagian penting, antara lain:

  • Bencingah, merupakan Bagian terdepan dari kompleks ini.
  • Suci Ageng, tempat persembahyangan keluarga.
  • Bale Kembar, tempat upacara pitra yadnya yang paling utama.
  • Ancak Saji, dua pasang gerbang yang dinamakan Candi Bentar.
  • Tandekan, tempat penerimaan dan menginap bagi tamu-tamu yang dihormati.

Saat mengunjungi Puri Anom, wisatawan disarankan datang dari pagi karena ada banyak hal untuk dieksplor. Selain itu, bagi wanita yang sedang haid dilarang masuk ke area puri.

Nah, itulah penjelasan mengenai tempat sejarah di Bali. Apabila Anda berencana berlibur ke Bali, jangan lupa masukan tempat wisata bersejarah ini ke dalam itinerary, ya!

Simak Video "Sensasi Makan Raos Pisaan Euy, Dapur Kraton Cimahi"
[Gambas:Video 20detik]
(elk/fds)